Analisis Teknikal

Muncul Gravestone Doji, Rupiah Bakal Libas Dolar AS?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 13/10/2022 08:23 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah berakhir stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) di Rp 15.355/US$ pada perdagangan Rabu kemarin. Dolar AS memang sedang kuat-kuatnya, tetapi bukan berarti rupiah akan terus melemah.

Ada peluang Mata Uang Garuda bisa bangkit pada perdagangan Kamis (13/10/2022), melihat indeks dolar AS yang turun 0,15% pagi ini.

Selain itu, analis dari Moody's Analytics melihat dalam 6 bulan ke depan tekanan inflasi di Amerika Serikat akan mereda.


"Inflasi berdasarkan indeks harga konsumen (IHK), akan turun dari level saat ini sekitar 8% menjadi 4%," kata Mark Zandi, kepala ekonom Moody's Analytics dalam acara "Fast Money" CNBC International, Rabu (12/10/2022).

Jika terealisasi, tentunya akan berdampak positif ke pasar finansial.


Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50).

MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya. Apalagi rupiah juga sudah menembus dan tertahan di atas Rp 15.090/US$ - Rp 15.100/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 50%.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Selama tertahan di atas Fibonacci Retracement 50% tersebut, rupiah berisiko terpuruk semakin jauh. Target pelemahan ke Rp 15.450/US$, yang merupakan Fibonacci Retracement 38,2%.

Rupiah tertahan di resisten Rp 15.360/US$, jika level tersebut ditembus ada risiko pelemahan lebih lanjut ke Rp 15.400/US$.

Meski demikian, ada peluang rupiah menguat hari ini melihat munculnya pola Gravestone Doji pada perdagangan Rabu (12/10/2022). Ini merupakan pola bearish reversal, artinya sinyal harga suatu aset yang sebelumnya dalam tren naik berbalik arah menjadi turun.

Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian sudah cukup lama berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Grafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian juga berada di wilayah overbought.

Support terdekat berada di kisaran Rp 15.310/US$ yang menjadi target penguatan hari ini. Jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 15.270/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Makin Perkasa, Tembus Rp16.190 per Dolar AS