
IHSG Boleh Merana, Tapi Saham Ini Sukses Kasih Cuan Gede

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup terkoreksi pada perdagangan Rabu (12/10/2022) kemarin, di mana koreksi IHSG telah berlangsung dalam empat hari beruntun sejak Jumat pekan lalu.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,43% ke posisi 6.909,15. IHSG makin menjauhi level psikologisnya di 7.000.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, dibuka naik tipis 0,02% di posisi 6.940,25. Alih-alih konsisten berada di zona hijau, pada pukul 09:32 WIB IHSG ambles 0,9% ke 6.876,73.
Sekitar pukul 10:30 WIB, IHSG berhasil memangkas koreksinya dan mencoba untuk bangkit kembali, meski pada penutupan perdagangan sesi I IHSG tetap berada di zona merah.
Pada perdagangan sesi II, IHSG kembali mencoba untuk bangkit. Namun pada pukul 14:00 WIB, IHSG gagal bangkit dan akhirnya kembali melemah hingga akhir perdagangan sesi II.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 29 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Hanya 144 saham yang menguat kemarin, sedangkan sisanya melemah yakni 415 saham dan 127 saham stagnan.
Meski begitu, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 209,29 miliar di seluruh pasar kemarin, dengan rincian sebesar Rp 27,28 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 181,91 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Saat IHSG mencetak koreksi hingga empat hari beruntun, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.
![]() |
Saham emiten penyedia solusi sumber daya manusia (SDM) yakni PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham TFAS ditutup melejit 23,15% ke posisi harga Rp 3.830/saham.
Nilai transaksi saham TFAS pada perdagangan Rabu kemarin mencapai Rp 246,33 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 72.100 lembar saham. Asing mengoleksinya sebesar Rp 1,59 juta di pasar reguler.
Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 3 Oktober hingga kemarin, saham TFAS baru menguat sekali yakni pada perdagangan kemarin, sedangkan sisanya melemah yakni sebanyak 7 kali.
Dalam sepekan terakhir, saham TFAS masih ambles 7,26%. Namun dalam sebulan terakhir, saham TFAS tercatat menguat 1,86%.
Melesatnya harga saham TFAS terjadi setelah perusahaan ekspedisi yakni PT Sicepat Ekspres Indonesia akan segera menjadi pemegang saham pengendali PT TFAS Energi Indonesia (TEI).
Perubahan pemegang saham pengendali tersebut diumumkan oleh manajemen TFAS Selasa lalu. Dalam pengumumannya, TFAS menyatakan masuknya Sicepat sebagai pengendali melalui akuisisi saham PT Telefast Indonesia dan PT Energi Selalu Baru.
Akuisisi tersebut tunduk pada persetujuan dari rapat umum pemegang saham (RUPS) perseroan. Akuisisi akan dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diubah dengan UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Dan juga Anggaran Dasar Perseroan.
Di lain sisi, TFAS juga sukses mengembangkan jaringan drop point logistik di Indonesia secara eksponensial melalui anak usahanya yakni PT Logitek Digital Nusantara (LDN).
Perluasan jaringan drop point ini diklaim dapat berkontribusi dalam mempekuat jumlah pengiriman paket dari sebelumnya 8 juta paket pada kuartal I-2022 menjadi 30,2 juta paket pada September 2022.
Selain itu, perluasan jaringan distribusi tersebut juga merupakan langkah yang konsisten LDN untuk menghadirkan solusi logistik yang cepat dan efisien untuk semakin mempermudah masyarakat dalam mengirim paket.
Hingga saat ini, jaringan drop point logistik LDN telah tersebar di beberapa wilayah meliputi Jawa hingga luar Jawa. Lebih dari itu, LDN berhasil mengembangkan third party logistic (3PL) dalam pick up dan drop point paket.
Terbukti, LDN kini telah menjalin kerja sama dengan SiCepat, Sentral Cargo, Paxel, dan dalam waktu dekat akan menggandeng Shopee Ekspress dan Pos Indonesia.
Di samping menyediakan ragam pilihan pengiriman logistik, 3PL yang dijalankan LDN juga berpotensi mendatangkan tambahan pendapatan bagi kedua belah pihak.