
IMF Ingatkan Bahaya Strong Dolar AS, Indonesia Juga Bisa Kena

IMF berharap emerging market melakukan sejumlah langkah pencegahan dengan mengkombinasikan kebijakan makro-prudensial dan upaya mencegah capital outflow semakin dalam.
"Penguatan dolar AS juga membuat perdagangan global akan semakin melandai karena sebagian besar pembayaran perdaganan masih menggunakan dolar AS," ujar IMF.
Strong dolar juga tidak hanya berlaku bagi emerging market. Mata uang negara maju seperti pound sterling Inggris, yen Jepang, won Korea, doalr Australia, doalr Kanada, mata uang Uni Eropa melemah.
Pada September lalu, bank sentral Jepang bahkan sampai harus melakukan intervensi untuk mencegah pelemahan yen semakin besar.
IMF menjelaskan perlu pendekatan berbeda di antara negara berkembang dalam menghadapi keperkasaan dolar AS. Namun, semuanya membutuhkan kebijakan yang prudent.
Untuk negara dengan pasar valuta asing (valas) yang dalam dan memiliki utang valas rendah, langkah yang paling tepat adalah menggantungkan pada kebijakan suku bunga dan fleksibilitas nilai tukar.
Sebaliknya, negara yang pasar valasnya dangkal maka kebijakan yang tepat adalah dengan melakukan intervensi nilai tukar atau melonggarkan kebijakan pengelolaan capital outflow atau inflow.
Untuk negara dengan utang valas yang besar, capital outflow mungkin meningkatkan risiko stabilitas sistem keuangan. Akibatnya, pertumbuhah bisa terganggu. Pencegahan capital outflow harus dilakukan sedini mungkin.
"Intervensi nilai tukar dan pengelolaan inflow mungkin tepat dilakukan emerging market yang menghadapi kenaikan ekspektasi inflasi," tutur IMF.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]