
Rupiah Tekor, Siap-Siap Harga Tempe, HP hingga BBM Bisa Naik!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai kurs rupiah kembali tekor bila dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di pasar spot hari ini, Selasa (11/10/2022). Tertekan, hingga tersudut pada rekor tertingginya selama dua dekade.
Pada pembukaan, rupiah langsung terkoreksi 0,1% ke Rp 15.325/US$, dan berlanjut lebih dalam sebanyak 0,33% menjelang makan siang. Mata uang Garuda di tutup melemah pada level Rp15,355/US$.
Rupiah diperkirakan akan terus melemah, menyusul semakin kuatnya prediksi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga tinggi untuk memerangi inflasi. Pelemahan rupiah memiliki dampak yang cukup serius bagi kehidupan masyarakat lapisan bawah hingga atas.
Tempe dan Tahu
Harga barang yang cukup sensitif dari pelemahan rupiah dan berdampak banyak adalah tempe dan tahu. Mahfum, bahan baku keduanya, kedelai adalah salah satu komoditas pangan yang pemenuhan pasokannya masih mengandalkan negara lain.
Impor kedelai cukup tinggi setiap tahunnya.Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), selama tahun 2021 impor kedelai Indonesia mencapai 2,5 juta ton.
Tak hanya volumenya yang besar, nilai impor kedelai juga meningkat tajam yakni mencapai US$ 1,48 miliar atau Rp 21,32 triliun (kurs Rp 14.408/US$). Realisasi ini meningkat 14,4% dibandingkan nilai impor sepanjang tahun 2020 yang tercatat US$ 1 miliar.
Impor kedelai ini berasal dari lima negara utama. Pertama yang terbesar adalah dari Amerika Serikat sebanyak 2,15 juta ton dengan nilai US$ 1,28 miliar. Impor dari AS turun 22,46% dibandingkan tahun 2020.
Semuanya dibeli memakai dolar AS.
Cek Harga Handphone
Barang sehari-hari yang harganya juga berpotensi naik adalah handphone dan laptop, karena ketergantungan yang tinggi pada impor. Contohnya, saja sepanjang Januari-Juni 2021, Indonesia dibanjiri impor HP dan laptop, sebagian besar dari China, sebesar masing-masing US$ 505 juta dan US$698 juta.
Para importir tentu akan menyesuaikan harga jual menyusul pelemahan nilai tukar rupiah, meskipun akan ada jeda waktu untuk harga yang baru.
Harga Susu dan Sereal Naik
Barang sehari-hari yang juga berpotensi naik adalah makanan sereal, yang mayoritas diperoleh dari impor. Nilanya pada Agustus lalu mencapai US$467 juta. Demikian pula harga produk susu dan mentega, yang nilai impornya pada Agustus mencapai US$242juta. Ini belum termasuk produk daging premium yang dijajakan di café dan restoran.
Plastik dan Bahan Plastik
Nilai impornya cukup dominan dari waktu ke waktu. Pada Agustus lalu mencapai lebih dari US$1 miliar. Ini karena bahan plastik merupakan bahan baku banyak industri hilir, seperti mainan anak maupun perabotan rumah tangga.
Harga BBM aman?
Kombinasi kenaikan harga minyak dunia pasca pemangkasan kuota oleh OPEC+, berkelindan dengan kurs rupiah yang lemah bisa menambah beban subsidi energi pemerintah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor migas Indonesia mencapai US$19,46 miliar pada semester I 2022. Nilai tersebut melonjak 68,98% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Rinciannya, minyak olahan mencapai US$12,01 miliar, dan minyak mentah mencapai US$4,74 miliar.
Sebagai catatan, belanja subsidi BBM pemerintah diperkirakan tetap bengkak menjadi Rp 650 triliun, meskipun pemerintah akhirnya mengambil kebijakan kenaikan harga beberapa waktu yang lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mum/mum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer