Berkaca Argentina, Sudah Perlukah Kampanye Aku Cinta Rupiah?
Jakarta, CNBC Indonesia - Meskipun masih berprediket sebagai negara berpendapatan menengah, Argentina saat ini sudah tidak memiliki lagi kehormatan dalam mata uangnya, Peso atau ARS. Nilai tukar terhadap mata uang dunia, dolar Amerika Serikat hancur-hancuran.
Dari dua sistem kurs yang ada di Argentina, sama sama menunjukan angka buruk. Hari ini Selasa (11/10/2022), US$1 seharga ARS149, melemah lebih dari 45% sejak awal tahun. Sementara, kurs jalanan blue dollar senilai ARS273, terpuruk 34% dari posisi yang sama.
Fenomena strong dollar AS akibat kebijakan suku bunga tinggi bank sentral AS, (the Federal Reserve/Fed) semakin menyulitkan kehidupan masyarakat Argentina. Demikian pemerintah Argentina yang pusing tujuh keliling dalam membayar obligasi dan utang denominasi dollar, yang nilai mencapai US$29 triliun.
Padahal cadangan devisa Argentina saat ini hanya US$37 miliar, tak ada sepertiga dari peers seperti Indonesia.
Penguatan kurs dolar AS memang dihadapi seluruh mata uang dunia, termasuk juga rupiah. Pelemahan mata uang garuda sepanjang tahun ini sekitar 7% ke level Rp15,310 per dolar AS pagi ini, Selasa (11/10/2020). Ini level terendah lebih dari 2,5 tahun terakhir.
Tren pelemahan rupiah diprediksi terus berlanjut seiring belum terangnya tititk akhir kebijakan suku bunga tinggi di Amerika Serikat.
Lantas, apakah diperlukan mengkampanyekan kembali gerakan Aku Cinta Rupiah, yang selalu digemakkan oleh otoritas saat rupiah sedang dalam fase kritis seperti krisis 1997, 2008 dan 2014?
Sejarahnya, Gerakan Cinta Rupiah adalah sebuah kampanye ekonomi yang diprakarsai oleh Siti Hardijanti Rukmana, putri sulung Presiden Soeharto pada tahun 1998. Gerakan ini disuarakan seiring dengan terjadinya krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997 hingga 1998.
Krisis mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hancur lebur, mencapai Rp16,650 per dolar AS pada pertengahan 1998 dari sebelumnya di sekitar Rp2,500.
Penyanyi cilik Indonesia, Cindy Cenora kemudian merilis lagu "Aku Cinta Rupiah" seiring dengan maraknya gerakan ini. Liriknya:
Aku cinta rupiah, biar dolar dimana-mana
Aku suka rupiah, karena aku anak Indonesia.
Lagu ini muncul dengan tayangan Mbak Tutut yang disorot kamera televisi menukarkan dolar ke rupiah di money changer, melibatkan pula sejumlah artis ternama, antara lain penyanyi senior Titiek Puspa.
Meski bersifat anjuran, BI pun mencoba memaksa setiap individu dan badan usaha di Tanah Air untuk 'membenci' valas. Pada 1 Juni 2015, bank sentral menyebarkan Surat Edaran BI (SEBI) Nomor 17/11/DKSP tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sekarang cadangan devisa RI sebesar US$130 miliar, cukup untuk beberapa bulan impor, dengan rupiah di level Rp15,300-an dan terus melemah terhadap dolar AS. Menurut Anda, sudah perlukah Kampanye Aku Cinta Rupiah digaungkan kembali?
TIM RISET CNCB INDONESIA
(mum/mum)