Gagal Happy di Akhir Pekan, Bursa Asia Ditutup Lesu

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
07 October 2022 17:05
An electronic board shows Hong Kong share index outside a local bank in Hong Kong, Wednesday, Jan. 16, 2019. Asian markets are mixed as poor Japanese data and worries about global growth put a damper on trading. (AP Photo/Vincent Yu)
Foto: Bursa Hong Kong (AP Photo/Vincent Yu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup terkoreksi pada perdagangan Jumat (7/10/2022) akhir pekan ini, jelang rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) periode September 2022z.

Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melemah 0,71% ke posisi 27.116,11, Hang Seng Hong Kong ambles 1,51% ke 17.740,05, Straits Times Singapura turun 0,18% ke 3.145,81, ASX 200 Australia merosot 0,8% ke 6.762,8, KOSPI Korea Selatan melemah 0,22% ke 2.232,84, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi 0,7% menjadi 7.026,78.

Sementara untuk pasar saham China baru akan dibuka kembali pada Senin pekan depan. Adapun pada pekan ini merupakan Golden Week atau libur panjang di China, memperingati serangkaian Hari Nasional.

Dari kabar korporasi di Asia-Pasifik, saham pembuat chip Korea Selatan, Samsung Electronics mengumumkan penurunan laba operasinya hingga 31,7% pada kuartal III-2022, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini karena melambatnya permintaan semikonduktor.

Laba operasional turun menjadi 10,8 triliun won Korea (US$ 7,65 miliar), dari sebelumnya sebesar 15,8 triliun won pada kuartal III-2021. Hal ini menjadi penurunan pertama dalam laba kuartalan sejak kuartal keempat 2019.

Namun, penjualan masih naik menjadi 77 triliun won Korea pada kuartal III-2022, dari sebelumnya sebesar 73,98 triliun won pada periode yang sama tahun lalu. Saham Samsung Electronics ditutup melemah 0,18%, setelah dirilisnya kinerja keuangan pada kuartal III-2022.

Pada hari ini, pelaku pasar global menanti data tenaga kerja AS yang dijadwalkan akan dirilis pada hari ini dan diprediksikan akan bertambah sebanyak 275.000 pekerjaan pada bulan lalu, di mana angka pengangguran akan tetap di 3,7%, jika mengacu pada konsensus analis Dow Jones.

Rilis data tenaga kerja AS akan mempengaruhi keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terkait kebijakan moneter terbarunya.

Selain itu, pelaku pasar juga akan menanti rilis angka pengangguran AS per September 2022. Rilis data ekonomi tersebut akan menjadi salah satu data masukkan untuk The Fed sebelum memutuskan kebijakan moneter selanjutnya.

Konsensus pasar dalam pollingĀ Trading Economics memprediksikan angka pengangguran masih akan bertahan pada 3,7%, posisi yang sama pada bulan sebelumnya.

Sebagai informasi, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan angka pengangguran pada Agustus 2022 berada di 3,7%, naik dari bulan Juli 2022 di 3,5% dan menjadi posisi tertinggi sejak Februari 2022. Jumlah pengangguran meningkat 344.000 orang menjadi 6 juta orang, sedangkan tingkat penyerapan tenaga kerja juga naik 442.000 pekerjaan.

Jika angka pengangguran stagnan, kemungkinan dampak terhadap pergerakan bursa saham tidak terlalu signifikan. Namun, jika angka pengangguran turun, maka akan menjadi sentimen negatif. Meskipun, hal tersebut merupakan berita baik.

Pada situasi saat ini, berita baik pada data ekonomi AS akan menjadi berita buruk karena mencerminkan bahwa pasar tenaga masih ketat, sehingga meningkatkan potensi The Fed untuk kembali agresif untuk meredam inflasi hingga mencapai targetnya di 2%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular