Ini Dia Perusahaan Mobil Listrik Inggris yang Digaet Erick

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Jumat, 07/10/2022 14:40 WIB
Foto: Mobil Listrik Arrival (Tangkapan Layar Arrival.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengabarkan bahwa Holding BUMN Pertambangan MIND ID akan bekerja sama dengan perusahaan kendaraan listrik asal Inggris, Arrival Ltd.

Melalui akun resmi Instagramnya, Kamis (06/10/2022), Erick Thohir menyebut bahwa MIND ID menggandeng Arrival Ltd untuk membangun pabrik mikro baterai dan mengembangkan kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) di Indonesia.

"BUMN terus mendorong hilirisasi sumber daya alam untuk meningkatkan nilai jual komoditas, dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di dalam negeri. Kali ini BUMN lewat MIND ID menggandeng Arrival Ltd, produsen kendaraan listrik dari Inggris untuk membangun pabrik mikro baterai dan mengembangkan kendaraan listrik (EV) di Indonesia," tulis Erick di Instagramnya, Kamis (06/10/2022).


Dalam unggahan videonya diperlihatkan bagaimana proses manufaktur kendaraan listrik di Arrival ini. Erick terlihat kaget saat mengetahui bahwa mereka pun menggunakan sel baterai dari LG, bukan buatan sendiri.

"Why? ya ini problemnya, mereka juga beli baterai dari LG. Tapi yang paling mahal adalah sel baterainya," kata Erick.

Corporate Secretary MIND ID Niko Chandra mengatakan, saat ini Arrival sedang melakukan rencana pengembangan bisnis untuk pasar Indonesia.

Niko menyebut, sesuai rencana, dalam event G20 di Bali nanti, produk Arrival, salah satunya bus listrik, akan tampil di perhelatan di G20.

"Arrival memproduksi dengan fasilitas Microfactory, yang memberikan keunggulan tersendiri," ungkapnya.

Lantas, bagaimana profil Arrival ini? Bagaimana sepak terjangnya selama ini?

Mengutip situs perusahaan, Arrival, perusahaan berbasis di London ini mendesain dan memproduksi kendaraan listrik yang berkelanjutan. Fokus perusahaan untuk menciptakan kendaraan yang berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca dan mencegah dampak krisis iklim.

Perusahaan ini menyediakan setidaknya tiga jenis kendaraan listrik, yakni berupa bis, van, dan mobil. Pada 30 September 2022 lalu, perusahaan mengumumkan telah memproduksi Van listrik pertama dari Microfactory mereka di Bicester. Produksi ini menggunakan teknologi internal, termasuk material komposit, robot bergerak otonom, komponen internal, dan pabrik yang ditentukan perangkat lunak.

Ini disebut sebagai tonggak sejarah yang merupakan batu loncatan besar bagi perusahaan menuju produksi skala besar dan pengiriman kendaraan kepada pelanggannya.

Mengutip CNBC Internasional, pada 18 November 2020 Arrival mengumumkan akan go public di Nasdaq setelah melalui proses merger dengan CIIG Merger Corp, SPAC yang didirikan oleh mantan CEO Remington dan Marvel Peter Cuneo.

Kesepakatan itu memberi nilai perusahaan Arrival sebesar US$ 5,4 miliar dengan perusahaan gabungan diharapkan bisa mengumpulkan total US$ 660 juta. Arrival terdaftar di Nasdaq dengan simbol ticker "ARVL" pada awal 2021.

Arrival bersaing dengan Rivian, perusahaan yang telah memenangkan dukungan dari Amazon, di ruang van listrik. Perusahaan mobil listrik ini telah menerima pesanan besar-besaran hingga 10.000 kendaraan dari UPS layanan parsel AS, yang juga merupakan investor di perusahaan tersebut. Adapun pendukung Arrival lainnya termasuk Hyundai, Kia, dan BlackRock.

Arrival mengatakan kekuatannya dibandingkan perusahaan produsen kendaraan listrik lainnya yaitu karena mereka murni berfokus pada pasar komersial daripada menjual ke konsumen. Didirikan pada 2015, Arrival mengatakan bahwa teknologinya "terintegrasi secara vertikal", mulai dari produksi hingga pengembangan.

President Arrival Avinash Rugoobur pada 2018 lalu sempat mengklaim bahwa kendaraan Arrival dapat dijual dengan harga yang serupa dengan Tesla dan bahkan lebih murah daripada kendaraan diesel.

Hal lain yang menurut perusahaan membuatnya unik adalah model produksinya. Perusahaan telah mengembangkan apa yang disebutnya "pabrik mikro" (Microfactories) yang jauh lebih kecil daripada jalur produksi mobil tradisional dan dapat dikemas ke dalam gudang real estat yang ada.

Perusahaan menargetkan membangun tiga sampai empat pabrik mikro ini yang memakan sekitar lahan seluas 20 ribu meter persegi dengan biaya sekitar US$ 45 juta per tahun. Perusahaan menargetkan produksi 10 ribu van listrik per tahunnya dari setiap pabrik mikro tersebut.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Turunkan Harga Mobil, Saham BYD Malah Anjlok