IHSG Sudah PHP Dua Hari Beruntun, Awas 'Nyungsep' Hari Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seolah enggan beranjak dari level psikologis 7.000. IHSG ditutup nyaris stagnan dengan penguatan tipis 0,02% di 7.076,62 pada perdagangan kemarin, Kamis (6/10/2022).
Padahal, di awal perdagangan IHSG sempat tembus 7.100 dan menyentuh posisi tertinggi intraday di 7.135,91. Namun, apresiasi IHSG terus terpangkas dan sempat mencicipi zona koreksi. Investor asing juga mencatatkan net sell sebesar Rp 334 miliar di pasar reguler. Statistik perdagangan mencatat ada 258 saham yang menguat, 245 saham melemah dan 189 saham stagnan.
Kinerja indeks saham Asia juga variatif kemarin. Indeks Nikkei naik 0,7% sedangkan Hang Seng dan Straits Times masing-masing melemah 0,42% dan 0,05%.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, indeks bergerak menjauhi batas bawah BB terdekat di 6.976.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI naik ke 43,84.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak masih di bawah garis EMA 26 tetapi memulai pola menghimpit dan bar histogram bergerak di area negatif.
Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, IHSG memang masih berpeluang untuk naik. Namun IHSG perlu tembus level 7.100 terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi pola uptrend.
(trp)