Analisis Teknikal

Sukses Ngeprank Investor, IHSG Berpotensi Longsor di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 06/10/2022 13:13 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta,CNBC Indonesia- Indeks HargaSaham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (6/10/2022). Sayang, penguatan ini terpangkas.

Sejak perdagangan dibuka, IHSG sudah bergerak di zona hijau.Dua menit berselang, indeks terpantau menguat dan sempat menembus level psikologis 7.100 dengan penguatan 0,44% ke 7.106,41. Pukul 10:00 WIB IHSG terpantau masih menguat 0,53% ke 7.112,89.

Namun, kekuatan IHSG kemudian melemah.Indeks Acuan Tanah Air tersebut akhirnya hanya mengalami kenaikan 0,16% atau 11,54 poin, ke 7.086,92 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB.


Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan semalam, pasca relinya dua hari beruntun. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,14% ke 30.273,87. Serupa, indeks S&P 500 melemah 0,2% ke 3.783,28 dan Nasdaq Composite tergelincir 0,25% ke 11.148,64.

Amblesnya Wall Street memiliki efek domino terhadap bursa saham global, termasuk bursa saham Tanah Air.

"Ini adalah momen jeda bagi pasar untuk merenungkan seberapa tahan reli dalam dua hari terakhir sebenarnya bisa berubah," tutur Kepala Strategi Investasi BMO Wealth Management Yung-Yu Ma dikutipCNBC International.

Saat ini pasar menilai bahwa The Fed memang perlu memerangi inflasi. Kondisi pasar juga masih terbebani oleh laporan tenaga kerja nasional ADP yang mengukur perubahan tenaga kerja sektor swasta non-pertanian, yang bertambah 208.000 pekerjaan pada September 2022. Angka tersebut melampaui ekspektasi analis Dow Jones di 200.000 pekerjaan.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Berdasarkan indikator BB, IHSG berada di area atas BB dimana batas atas BB berada di angka 7.145 sedangkan batas tengah berada di angka 7.072.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI IHSG terkonsolidasi turun dan berada di angka 51.

Untuk perdagangan sesi kedua, IHSG berpotensi terkoreksi dimana level support selanjutnya berada di angka 7.072 dan apabila level ini dijebol maka akan berpotensi melanjutkan koreksi ke 7.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat