
Akhirnya Bangkit, Rupiah Jauhi Rp 15.300/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (4/9/2022). Indeks dolar AS yang jeblok tajam membuat rupiah mampu melenggang, mulai menjauhi Rp 15.300/US$
Melansir Data Refintiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,2%. Setelahnya rupiah sempat berbalik melemah 0,07% ke Rp 15.310/US$, sebelum kembali menguat dan mengakhiri perdagangan di Rp 15.245/US$, menguat 0,36% di pasar spot.
Indeks dolar AS hingga sore ini merosot 0,61% ke 111,06. Sentimen pelaku pasar yang membaik menjadi pemicunya.
Bursa saham AS (Wall Street) menguat tajam pada perdagangan Senin waktu setempat, menjadi indikasi sentimen pelaku pasar yang mulai membaik. Indeks S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq kompak melesat lebih dari 2% pada perdagangan Senin waktu setempat.
Pulihnya bursa Wall Street terjadi setelah yield obligasi (Treasury) tenor 10 tahun yang terus menurun dan diperdagangkan sekitar 3,65%, setelah sempat menyentuh rekor tertingginya hingga 4% pekan lalu.
Bursa Asia pun menyusul pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat sekitar 0,9%.
Selain itu, kabar baik datang dari yang batal memangkas tarif pajak. Pemangkasan pajak penghasilan sempat digaungkan oleh pemerintah Perdana Menteri (PM) Liz Truss sejak Jumat dua pekan lalu. Namun pemotongan tersebut ditentang habis-habisan anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif (Tory), setelah sebelumnya juga tidak diterima dengan baik oleh pasar keuangan.
Pemangkasan pajak tersebut menjadi kontroversial, sebab pemerintah Inggris tidak mengurangi anggaran belanja. Artinya, pembiayaan akan dilakukan dengan penerbitan obligasi, di saat suku bunga sedang tinggi dan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) Inggris lebih dari 100%.
Selain itu, kebijakan pelonggaran fiskal tersebut tentunya berkebalikan dengan pengetatan moneter yang dilakukan bank sentral Inggris guna meredam inflasi.
Alhasil, batalnya pemangkasan pajak tersebut disambut baik pelaku pasar, yang juga berdampak positif ke rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
