Kabar Baik Bagi IHSG, Bursa Asia Menghijau

Market - Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 October 2022 08:59
A man in a business building is reflected on an electronic stock quotation board outside a brokerage in Tokyo, Japan, October 11, 2018.  REUTERS/Kim Kyung-Hoon Foto: Ilustrasi Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung cerah bergairah pada perdagangan Selasa (4/10/2022), menyusul cerahnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan perdana di kuartal IV-2022.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melonjak 1,64%, Straits Times Singapura melesat 1,43%, ASX 200 Australia melejit 2,12%, dan KOSPI Korea Selatan melompat 1,73%.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur memperingati Hari Festival Chung Yeung, hari penghormatan kepada leluhur.

Adapun untuk pekan ini, pasar keuangan di China termasuk perdagangan di bursa saham Shanghai dan Shenzhen libur selama sepekan dan tidak ada perilisan data ekonomi maupun agenda pasar lainnya karena sedang libur nasional.

Dari Australia, pelaku pasar akan memantau pengumuman kebijakan moneter terbaru dari bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) pada hari ini.

Pasar dalam polling Reuters memperkirakan bank sentral Negeri Kanguru tersebut akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 2,85%.

Anggota dewan RBA mengatakan kasus untuk laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat tumbuh, menurut risalah dari pertemuan 6 September lalu, ketika menaikkan suku bunga sebesar 50 bp.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung cerah bergairah pada hari ini terjadi di tengah rebound-nya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Senin kemarin, ditopang oleh turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury).

Indeks Dow Jones ditutup terbang 2,66% ke posisi 29.490,89, S&P 500 melejit 2,59% ke 3.678,43, dan Nasdaq Composite melompat hingga 2,27% menjadi 10.815,43.

Pulihnya Wall Street terjadi setelah yield Treasury tenor 10 tahun menurun dan diperdagangkan sekitar 3,65%, setelah sempat menyentuh rekor tertingginya hingga 4% pekan lalu.

"Ini cukup sederhana pada titik ini, yield obligasi tenor 10 tahun naik dan ekuitas kemungkinan akan tetap di bawah tekanan, tapi ketika yield turun dan ekuitas akan menguat" tutur Analis Raymond James Travis McCourt, dikutip CNBC International.

Wall Street berusaha keluar dari penurunannya selama September 2022, di mana indeks Dow Jones dan S&P 500 mengalami terkoreksi tajam secara bulanan terbesar sejak Maret 2020.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, Dow Jones juga ditutup di bawah level 29.000 untuk pertama kalinya sejak November 2020.

Di sepanjang September 2022, Dow Jones melemah tajam 8,8%, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq kehilangan masing-masing sebesar 9,3% dan 10,5%.

Secara kuartalan, Dow Jones ambruk 6,6% dan mengalami penurunan selama tiga kuartal beruntun untuk pertama kalinya sejak kuartal III-2015. Senasib, indeks S&P 500 dan Nasdaq merosot masing-masing sebesar 5,28% dan 4,11% dan terkoreksi selama tiga kuartal beruntun pada tahun ini. Hal tersebut terjadi untuk pertama kalinya sejak 2009.

Menurut Kepala Strategi Investasi CFRA Sam Stovall, bahwa reli pada perdagangan Senin kemarin tidak mengejutkan mengingat bagaimana pasar masih cenderung berada di zona oversold.

"Karena S&P 500 turun lebih dari 9% pada September 2022, ISM lebih lemah dari yang diharapkan, begitu pula untuk pengeluaran konstruksi. Pasar menduga mungkin The Fed tidak akan agresif. Akibatnya, kita melihat yield obligasi turun dan dolar melemah. Faktor-faktor itu berkontribusi pada pergerakan yang kita lihat hari ini," tambah Stovall.

Stovall juga menyatakan bahwa secara historis kuartal empat merupakan salah satu kuartal terbaik dan mencatat bahwa reli di akhir tahun lebih kuat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bursa Asia Bervariasi, Ada Harapan IHSG Bangkit!


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading