Analisis Teknikal

Merah Lagi! IHSG Bisa Bertahan di Atas 7.000 di sesi II?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 October 2022 13:07
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan perdana bulan Oktober 2022 dengan kinerja yang kurang memuaskan.

Pada sesi I perdagangan hari ini, IHSG terpantau melemah 0,32% dan ditutup di 7.018,5. IHSG semakin mendekati level psikologis 7.000.

IHSG sudah dibuka melemah sejak awal perdagangan, bahkan sempat terlempar keluar dari level psikologis 7.000 dengan posisi terendahnya intraday di 6.995.

Statistik perdagangan mencatat ada 265 saham yang menguat, 261 saham melemah dan 159 saham stagnan.

Pergerakan IHSG hari ini sejalan dengan mayoritas indeks saham Asia yang melemah dan mengekor Wall Street yang minggu lalu terkoreksi.

Dari dalam negeri indeks PMI manufaktur terpantau naik 2 poin menjadi 53,7 sehingga dalam 13 bulan terakhir aktivitas manufaktur konsisten ekspansif.

Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi di bulan September 2022 naik 1,17% month to month dan 5,95% year on year.

Meskipun inflasi umum naik mendekati 6% secara tahunan, tetapi inflasi inti masih terjaga di 3,21% year on year.

Setelah melemah dan mendekati level psikologis 7.000, bagaimana prospek IHSG di sesi II nanti? Simak ulasan teknikal di bawah ini.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks bergerak di rentang BB 6.968-7.058.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI turun ke 39,74 mengindikasikan penguatan momentum beli.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak berimpit dengan garis EMA 26.

Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, IHSG memang masih berpeluang untuk bergerak di rentang 6.968-7.058.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular