Siaga Satu! Ada Risiko Rupiah Tembus Rp 15.400/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 03/10/2022 07:40 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 1,26% melawan dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan lalu ke Rp 15:225/US$. Mata Uang Garuda juga berada di dekat level terlemah dalam nyaris 2,5 tahun terakhir.

Di pekan ini, tekanan bagi rupiah masih besar akibat isu resesi yang membuat dolar AS menjadi primadona.

"Dolar AS yang menyandang status safe haven akan terus menarik minat pelaku pasar, akibat ketakutan resesi global yang semakin besar dalam beberapa bulan ke depan. Dalam pandangan kami, indeks dolar AS akan mencapai puncaknya di 115 pada semester pertama 2023," kata ekonom ANZ Bank, sebagaimana dilansir FX Street, Rabu (28/9/2022).


Sementara itu dari dalam negeri, di pekan ini cukup banyak data yang dirilis. Ada ada PMI manufaktur, kemudian inflasi dan cadangan devisa.

Data PMI manufaktur dan inflasi akan dirilis hari ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi memperkirakan inflasi September akan menembus 1,20% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Jika ramalan ini benar maka ini akan menjadi inflasi tertinggi sejak Desember 2014.

Hasil polling juga memperkirakan inflasi secara tahunan (year on year/yoy) akan menembus 5,98% atau tertinggi sejak Oktober 2015 atau tujuh tahun terakhir.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50) kisaran Rp 14.890/US$ - Rp 14.900/US$.

MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya. Apalagi rupiah juga sudah menembus dan tertahan di atas Rp 15.090/US$ - Rp 15.100/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 50%.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Selama tertahan di atas Fibonacci Retracement 50% tersebut ditembus dan tertahan di atasnya, rupiah berisiko terpuruk semakin jauh. Target pelemahan ke Rp 15.450/US$, yang merupakan Fibonacci Retracement 38,2%.

Untuk hari ini, risiko pelemahan rupiah masih di sekitar Rp 15.300/US$ - Rp 15.330/US$.

Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian sudah cukup lama berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 15.200/US$, jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 15.130/US$, sebelum menuju level psikologis Rp 15.000/US$ di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Cerah Hingga Tekanan Dolar & Tarif Masih Jadi Risiko