
Jelang Akhir Pekan, Wall Street Kembali Dibuka 'Berdarah'!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Amerika (AS) dibuka berguguran pada perdagangan Jumat (30/9/2022) pagi waktu New York, investor masih khawatir bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan selanjutnya demi meredam inflasi.
Tiga indeks utama Wall Street, Dow Jones Industrial Average turun 0,35% atau 102,58 poin ke 29.123,03. Sementara S&P 500 melemah 0,19% ke 3.632,65, dan Nasdaq Composite ambles 0,37% ke 10.697,71.
Pasar saham AS masih dibayangi oleh 'momok' resesi pasca The Fed memberikan sinyal kuat akan terus melakukan kenaikan suku bunga agresif untuk melawan inflasi tanpa khawatir itu akan memunculkan 'penderitaan' yang lebih besar.
Sebanyak 59 dari 83 ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada November. Kemudian, di Desember, The Fed diperkirakan akan menaikkan lagi sebesar 50 basis poin menjadi 4,25% - 4,5%.
Jika sesuai prediksi, maka suku bunga The Fed akan berada di level tertinggi sejak awal 2008, atau sebelum krisis finansial global.
"Pada dasarnya itulah diinginkan Fed: memperketat kondisi keuangan dan mereka percaya bahwa itu akan membantu menurunkan inflasi ke tingkat yang mereka anggap dapat diterima. Dan mereka menggunakan mekanisme transmisi pasar untuk mewujudkannya," tutur Managing Partner Harris Financial Group Jamie Cox dikutipĀ CNBC International.
Perdagangan hari ini menjadi hari terakhir perdagangan pada September, sekaligus hari terakhir pada kuartal III-2022. Di sepanjang bulan ini, indeks S&P 500 dan Dow Jones drop masing-masing 7%.
Bulan ini juga menjadi bulan terburuk untuk indeks Dow Jones sejak Maret 2020 dan penurunan terbesar secara bulanan untuk indeks S&P 500 sejak Juni 2022. Sementara Nasdaq mengalami penurunan sebesar 9,1% dan menjadi koreksi terbesar secara bulanan sejak April 2022.
Saham Nike jatuh setelah perusahaan ritel tersebut melaporkan penjualan yang naik, tapi mengalami permasalahan pada pasokan dan inventaris, sehingga membebani kinerjanya. Sedangkan, saham Amylyx Pharmaceuticals melesat setelah Food and Drug Administration menyetujui obatnya untuk digunakan sebagai obat penyakit Lou Gehrig.
Hari ini, investor akan disuguhkan data pendapat pribadi dan belanja konsumen AS. Data tersebut merupakan salah satu data ekonomi yang biasa digunakan The Fed untuk mengukur angka inflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum) Next Article IHSG Waspada, Wall Street Turun Lagi
