Top Gainers-Losers

Saham yang Sukses Cuan Gede, Ada yang Betah Boncos Berjilid

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
30 September 2022 07:31
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan Kamis (29/9/2022) kemarin. Ini merupakan koreksi IHSG selama lima hari beruntun sejak Jumat pekan lalu.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,58% ke posisi 7.036,198.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG sejatinya sempat dibuka menguat 0,28% di posisi 7.096,55. Namun, sekitar satu jam berselang, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah hingga akhir perdagangan sesi I.

Kemudian pada perdagangan sesi II, IHSG semakin terkoreksi dan tidak berhasil bangkit ke zona hijau lagi hingga akhir perdagangan sesi II. Padahal pada awal perdagangan sesi I, IHSG sempat menembus kembali level psikologisnya di 7.100. Namun, hal ini tidak bertahan lama.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 24 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali.

Sebagian besar saham mengalami koreksi yakni mencapai 423 saham. Sedangkan sisanya menguat sebanyak 149 saham dan stagnan sebanyak 114 saham. Investor asing kembali melakukan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 568,07 miliar di pasar reguler.

Saat IHSG ditutup kembali terkoreksi, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten energi yakni PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham FIRE ditutup terbang 34,97% ke posisi harga Rp 220/saham.

Nilai transaksi saham FIRE pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 9,03 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 44,8 juta lembar saham. Investor asing mengoleksinya sebesar Rp 4,39 juta di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 19 September hingga kemarin, saham FIRE hanya menguat sebanyak 2 kali, sedangkan sisanya melemah sebanyak 6 kali dan stagnan sekali.

Dalam sepekan terakhir, saham FIRE masih melejit 42,86% dan dalam sebulan terakhir, saham FIRE juga melesat 8,91%.

Belum diketahui secara signifikan terkait saham FIRE. Jika melihat kinerja laporan keuangannya, FIRE masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 15,6 miliar pada semester I-2022.

Di sisi lain, FIRE tetap optimis meningkatkan kinerja penjualan tahun ini mencapai Rp 800 miliar. Target tahun 2022 ini tentunya juga bergantung pada sejumlah faktor termasuk fluktasi harga batu bara yang terjadi.

Untuk tahun 2022 pun perusahaan berencana untuk mulai mengirimkan batubara produksi sendiri ke pelanggan.

Di saat bersamaan, porsi dari kegiatan trading batubara juga bakal dikurangi. Salah satu pertimbangannya yakni fluktuasi harga batubara yang masih terjadi.

Adapun, target untuk tahun ini tidak jauh berbeda dengan raihan pada tahun lalu. Sepanjang tahun 2021 lalu, FIRE membukukan penjualan mencapai Rp 841,15 miliar.

Sebagai informasi, FIRE bergerak dalam bidang operasi dan investasi pada layanan energi, sumber energi, dan infrastruktur energi melalui anak perusahaannya.

Saat IHSG ditutup kembali melemah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten jasa sarana produksi budidaya ikan air payau dan jasa pasca panen budidaya ikan air payau yakni PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) kembali lagi memimipin jajaran top losers kemarin. Saham AMMS ditutup ambruk 9,77% menjadi Rp 120/saham.

Nilai transaksi saham AMMS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 46,06 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 382,87 juta lembar saham. Asing juga mengoleksi saham AMMS sebesar Rp 23,8 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 19 September hingga kemarin, saham AMMS mencatatkan penguatan hanya 2 kali. Sedangkan sisanya yakni 7 kali terkoreksi.

Dalam sepekan terakhir, saham AMMS ambrol 26,38% dan dalam sebulan terakhir, saham AMMS ambles 16,67%.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham AMMS. Namun, sudah berulang kali saham AMMS memimpin jajaran top losers secara harian.

Bahkan, saham AMMS terus mencatatkan koreksi hingga lebih dari 9% hingga kemarin. Pada pekan ini, hanya pada perdagangan Selasa lalu saham AMMS berhasil ditutup di zona hijau.

Di sisi lain, manajemen AMMS sendiri masih optimis kinerja perusahaan akan tetap positif di akhir tahun 2022. Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan tahun ini AMMS menargetkan pendapatan jasa bisa mencapai Rp 8 miliar dan laba bersih hingga Rp 2 miliar.

AMMS pun akan memaksimalkan produk jasa budidaya perikanan lewat pemasaran yang dilakukan secara intensif dan melakukan promosi di kalangan industri perikanan khusus udang serta melakukan kerja sama dengan instansi dan asosiasi yang berkaitan dengan budidaya air payau.

Sekadar informasi, dalam prospektusnya, Agung Menjangan Mas berhasil membukukan laba komprehensif periode berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp 301,35 juta atau mengalami kenaikan sebesar 1.212,37% dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 22,96 juta.

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,92 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 163,09% dibandingkan dengan penjualan 31 Maret 2021 sebesar Rp 729,94 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular