Kompetisi Bank Digital, Laba Bank Agro Malah Anjlok 41,3%

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Kamis, 29/09/2022 11:35 WIB
Foto: Paparan publik PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO). Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), melaporkan kinerja yang kurang memuaskan pada kuartal II-2022. Laba perseroan drop double digit saat persaingan di bank digital semakin sengit. 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, laba bersih Bank Raya drop 41,3% menjadi Rp 15,37 miliar dibandingkan periode yang sama 2021 sebesar Rp 26,22 miliar.

Penurunan laba tersebut dipicu oleh penurunan pendapatan bunga sebanyak 38,2% menjadi Rp 542, 85 miliar dari perolehan tahun sebelumya yang mencapai Rp 879,11 miliar. 


Hari ini Kamis (29/9/2022), Bank Raya bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB)  untuk meminta restu pemegang saham terkait rencana rights issue. Selain itu, pada RUPS LB juga akan diminta persetujuan terkait perubahan susunan pengurus perseroan.

Berdasarkan prospektus, Bank Raya sedang berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 3,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang akan ditawarkan melalui PMHMETD atau rights issue. Jumlah tersebut setara 15,39% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pada tanggal 31 Juli 2022.

Dana hasil pelaksanaan PMHMETD setelah dikurangi seluruh biaya emisi akan digunakan untuk penguatan permodalan terutama ekspansi bisnis Perseroan melalui penyaluran kredit. Hal ini sejalan dengan pemenuhan kewajiban Perseroan sesuai dengan POJK No. 12/2020.

Dalam keterbukaan informasi, manajemen menjelaskan penentuan harga pelaksanaan akan memerhatikan kondisi makro ekonomi, industri perbankan dan pasar modal, kondisi fundamental serta kinerja perseroan, sekaligus masukan dari para pemegang saham.

Nantinya, dana yang diperoleh AGRO dari rights issue akan digunakan untuk memperkuat permodalan sekaligus sebagai ekspansi modal kerja dalam penyaluran kredit. Langkah ini pun diharapkan mampu berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan AGRO.

Tidak hanya itu, Bank Raya juga berharap penguatan struktur modal dapat mendukung kegiatan usaha perseroan ke depan, sehingga menciptakan value bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan serta memenuhi kewajiban modal inti minimum.

Terkait rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD), emiten bank bersandi AGRO ini telah memiliki sejumlah strategi untuk menarik investor agar dapat mengambil saham baru yang diedarkan perseroan.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Raya Buyback Saham Hingga Vale Siap Tebar Dividen