Bank Sentral Inggris Beraksi, Rupiah Ikut Happy!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Kamis (29/9/2022). Indeks dolar AS yang jeblok hingga 1,3% pada perdagangan Rabu membuat rupiah mampu menguat.
Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,39% ke Rp 15.200/US$.
Indeks dolar AS kemarin jeblok setelah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) melakukan intervensi di pasar obligasi guna menstabilkan pasar. Dampaknya, nilai tukar poundsterling dan euro meroket yang membuat indeks dolar AS jeblok.
BoE mengatakan menerima penawaran sebesar GBP 2,587 miliar dalam operasi moneter pertamanya, dan menerima GBP 1,025 miliar. BoE juga mengatakan berkomitmen untuk membeli obligasi jangka panjang sebanyak yang diperlukan hingga 14 Oktober nanti.
Meski demikian, indeks dolar AS perlahan kembali menguat setelah jeblok kemarin. Hal ini menyulitkan rupiah untuk menguat lebih jauh. Terbukti penguatan rupiah terpangkas menjadi 0,2% ke Rp 15.230/US$ pada pukul 9:04 WIB.
Isu resesi dunia di 2023 serta kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang agresif masih terus menguntungkan the greenback.
Dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi primadona saat isu resesi dunia semakin menguat. Apalagi dengan The Fed yang berencana terus menaikkan suku bunga hingga tahun depan.
Istilah cash is the king, kembali mengemuka di dalam negeri. Kali ini justru datang dari otoritas moneter, Bank Indonesia (BI).
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah cash is the king muncul beberapa kali. Yang terdekat, saat awal pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19).
Kali ini, istilah cash is the king dilontarkan langsung oleh Deputi Gubernur BI Aida S Budiman.
"Kita kenal istilah higher for longer (untuk suku bunga di berbagai negara) yang menimbulkan ketidakpastian global dan pasar keuangan, diikuti Eropa. Sehingga mata uang dolar AS mengalami peningkatan tertinggi dalam sejarahnya dan mengalami tekanan cash is the king," jelas Aida dalam Diskusi Publik Memperkuat Sinergi untuk Menjaga Stabilitas Perekonomian, Rabu (28/9/2022).
Istilah tersebut merujuk pada fenomena di mana para pelaku pasar lebih memilih memegang cash. Tetapi bukan sembarangan cash, hanya dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer
(pap/pap)