Bursa Asia Bergairah, Semoga IHSG Ikut Sumringah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
29 September 2022 08:50
A man paues in front of an electric screen showing Japan's Nikkei share average outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 5, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cerah bergairah pada perdagangan Kamis (29/9/2022), setelah sehari sebelumnya ditutup berjatuhan akibat kekhawatiran investor akan memburuknya sentimen pasar.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melesat 0,94%, Hang Seng Hong Kong melejit 1,96%, Shanghai Composite China menguat 0,85%, Straits Times Singapura melonjak 0,99%, ASX 200 Australia melompat 1,87%, dan KOSPI Korea Selatan terdongkrak 1,31%.

Dari China, bank sentral (People Bank of China/PBoC) telah memperingatkan kepada pelaku pasar agar tidak bertaruh pada yuan di kedua arah, setelah mata uang Negara Panda tersebut terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga menyentuh level terendahnya dalam 14 tahun terakhir.

"Jangan bertaruh pada apresiasi sepihak atau depresiasi nilai tukar renminbi," kata PBoC dalam sebuah pernyataan China di situs webnya, dikutip dari CNBC International.

Itu berdasarkan pembacaan pidato oleh Wakil Gubernur PBoC, Liu Guoqiang pada pertemuan konferensi video tentang valuta asing.

Pada perdagangan Rabu kemarin, yuan terkoreksi 0,72% ke posisi CNY 7,228/US$, menjadi yang terendah sejak tahun 2008.

Terkoreksinya mata uang yuan China dipicu oleh keperkasaan dolar AS di pasar spot. Memang dalam beberapa hari terakhir, dolar AS sedang perkasanya, sehingga tak hanya yuan saja yang menjadi korban keganasan dolar AS, tetapi ada yen Jepang, poundsterling Inggris, dan euro.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang berhasil bangkit pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang juga berhasil rebound pada perdagangan Rabu kemarin, setelah beberapa hari terakhir terus memburuk.

Indeks Dow Jones ditutup melonjak 1,88% ke posisi 29.683,74, S&P 500 melompat 1,97% ke 3.719,04, dan Nasdaq Composite melejit 2,05% menjadi 11.051,64.

Wall Street berhasil bangkit setelah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengatakan akan membeli obligasi untuk menstabilkan pasar keuangannya, pembalikan yang menakjubkan dalam kebijakan pengetatan moneter yang diterapkan tahun ini oleh sebagian besar bank sentral untuk menahan inflasi.

Langkah tersebut menstabilkan poundsterling, yang menjadi pusat perhatian di pekan ini karena jatuh ke rekor terendah terhadap dolar AS.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) mundur dari level tertingginya dalam lebih dari satu dekade, meredakan kekhawatiran bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat mencekik ekonomi.

Yield Treasury acuan (benchmark) tenor 10 tahun mengakhiri hari perdagangan kemarin di sekitar 3,7%, setelah sebelumnya menembus di atas 4% untuk pertama kalinya sejak 2008.

Kekhawatiran bahwa investor belum memperhitungkan perlambatan pendapatan dan dampak dari kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

"Kasus utama kami adalah pendaratan yang sulit pada akhir 2023," kata Druckenmiller di KTT Investor Alpha Delivering CNBC di New York City, Rabu dikutip dari CNBC International.

"Saya akan terkejut jika kita tidak mengalami resesi di tahun 2023. Saya tidak tahu waktunya tetapi pasti pada akhir 2023. Saya tidak akan terkejut jika itu tidak lebih besar dari apa yang disebut varietas taman rata-rata," tambahnya.

Dengan pasar yang terus bearish sejak Juli lalu, para analis bahkan memprediksi kerugian investasi di pasar saham para investor ritel itu bisa mencapai US$ 9,5 sampai US$ 10 triliun.

Sementara para ekonom mengatakan akan ada dampak ekonomi lanjutan dari kerugian tersebut, yakni menambah tekanan pada dompet warga AS, dimana bisa berdampak pada pengurangan konsumsi, pinjaman hingga investasi.

Mark Zandi, kepala ekonom Moody's Analytics, mengatakan kerugian tersebut bahkan dapat mengurangi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil AS hampir 0,2% pada tahun mendatang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular