
Terpantau! Rupiah Bisa Tembus Rp 15.400/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah jeblok hingga 0,6% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.125/US$ kemarin. Tekanan besar bagi rupiah datang dari perkasanya dolar AS, krisis mata uang di Eropa dan capital outflow dari dalam negeri.
Perkasanya dolar AS tidak lepas dari The Fed (bank sentral AS) yang menegaskan akan terus agresif menaikkan suku bunga sampai tahun depan. Targetnya, hingga inflasi kembali ke 2%.
Alhasil, yield obligasi AS (Treasury) melesat naik. Hal ini memicu capital outflow yang masih dari pasar obligasi dalam negeri.
Bank Indonesia (BI) mencatat hingga 22 September 2022 dana asing yang kabur mencapai Rp 148,11 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Semakin memperburuk sentimen, Selain itu, dolar AS yang menyandang status safe haven kini tengah jadi primadona, sebab ada risiko Eropa akan mengalami krisis mata uang. Nilai tukar poundsterling jeblok ke rekor terlemah sepanjang sejarah kemarin.
Rupiah pun masih berisiko tertekan pada perdagangan Selasa (27/9/2022).
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50) kisaran Rp 14.890/US$ - Rp 14.900/US$.
MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya. Apalagi rupiah kini sudah menembus Rp 15.090/US$ - Rp 15.100/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 50%.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
![]() Foto: Refinitiv |
Selama tertahan di atas Fibonacci Retracement 50% tersebut ditembus dan tertahan di atasnya, rupiah berisiko terpuruk semakin jauh. Target pelemahan ke Rp 15.400/US$ hingga Rp 15.450/US$, yang merupakan Fibonacci Retracement 38,2%.
Sementara untuk hari ini, risiko pelemahan rupiah masih di sekitar Rp 15.200/US$.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian kembali bergerak naik tetapi belum masuk wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat berada di kisaran Rp 15.100/US$ - Rp 15.090/US$. Jika ditembus, rupiah berpeluang menguat ke Rp 15.050/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
