Suku Bunga BI Naik, Apa Efeknya ke Dunia Usaha?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
26 September 2022 09:20
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) telah kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2022. Sehingga, suku bunga acuan dikerek sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25%.

Meroketnya laju inflasi dan ekspektasi pergerakannya di dalam negeri membuat Bank Indonesia (BI) harus menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi ke depan.

Xavier Jean, Senior Director, Southeast Asia, Corporate Ratings S&P Global Ratings, mengungkapkan dampak kenaikan suku bunga akan dirasakan oleh sejumlah dunia usaha atau korporasi ke depannya.

Dia melihat ada tiga kategori perusahaan yang akan terdampak. Pertama, perusahaan-perusahaan yang memerlukan pendanaan jangka pendek, seperti konstruksi, ritel, agribisnis, dan manufaktur.

"Mereka akan mengalami kenaikan biaya input (produksi)," ujar Jean, dikutip Senin (26/9/2022).

Selanjutnya, kategori perusahaan yang memang memiliki leverage ratio atau rasio solvabilitas tinggi. Salah satunya, kata Jean, adalah perusahaan infrastruktur. Ketiga adalah perusahaan yang tidak mampu menyalurkan beban bunga yang tinggi ke harga konsumen.

"Sebenarnya bukan seberapa besar suku bunga naik, 100 bps, 200b ps. Ini lebih kepada apakah perusahaan bisa menaikkan tarifnya atau justru menunggu lebih lama," ujarnya.

Kondisi ini akan menentukan seberapa besar beban perusahaan. S&P Global Ratings sendiri memperkirakan BI suku bunga BI akan meningkat hingga 4,75% tahun ini.

S&P harus melakukan penyesuaian dengan cepat untuk mengatasi efek inflasi. Namun, di sisi lain, BI tidak bisa terlalu agresif karena kenaikan suku bunga akan berpengaruh kepada ekonomi.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dampak Krisis Nyata, Mulai Hampiri Fintech, Ini Buktinya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular