Alert! Bursa Asia Dibuka Berjatuhan, Waspada Buat IHSG

Market - Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
26 September 2022 08:50
bursa hongkong Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung terkoreksi pada perdagangan Senin (26/9/2022), karena sentimen negatif terus membebani pasar.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka ambles 1,38%, Hang Seng Hong Kong merosot 0,99%, Shanghai Composite China melemah 0,61%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,21%, ASX 200 Australia ambruk 1,94%, dan KOSPI Korea Selatan ambrol 1,28%.

Dari Jepang, data awal dari aktivitas manufaktur pada periode September 2022 telah dirilis di mana data yang digambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) versi Jibun Bank tersebut dilaporkan turun menjadi 51, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 51,5.

Meski menurun, tetapi PMI manufaktur awal Jepang pada bulan ini masih berada di zona ekspansif. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Hal ini karena produksi yang sulit dan pesanan baru secara keseluruhan, yang keduanya berkontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut. Pesanan baru menyusut pada tingkat tercepat dalam dua tahun terakhir.

"Pertumbuhan secara keseluruhan tetap tenang karena tekanan inflasi dan memburuknya pertumbuhan ekonomi global membebani aktivitas di sektor manufaktur dan jasa," kata Joe Hayes, ekonom senior di S&P Global Market Intelligence, yang menyusun survei tersebut, dikutip dari Reuters.

Cenderung terkoreksinya bursa Asia-Pasifik pada hari ini terjadi di tengah kembali lesunya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu, di mana investor masih menimbang dampak dari kenaikan suku bunga acuan bank sentral yang akan terus terjadi selama inflasi belum mencapai targetnya

Indeks Dow Jones ditutup ambles 1,62% ke posisi 29.590,41, S&P 500 ambruk 1,72% ke 3.693,23, dan Nasdaq Composite anjlok 1,8% menjadi 10.867,93.

Sepanjang pekan lalu, Dow Jones ambles 2,4%. Sementara indeks S&p 500 dan Nasdaq tergelincir yang masing-masing sebesar 3% dan 3,3%.

Keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menaikkan suku bunga menandai sisi negatif pada pasar saham AS.

The Fed resmi menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 75 basis poin (bp) dalam kali ketiga beruntun. Keputusan yang diperoleh dengan suara bulat 12 anggota komite tersebut akan menaikkan suku bunga acuan AS atau Federal Funds Rate (FFR) ke kisaran antara 3% dan 3,25%, level yang terakhir terlihat pada awal 2008.

Meskipun kenaikan siklus ini sejatinya sesuai dengan ekspektasi pasar, akan tetapi komentar The Fed mengindikasikan akan tetap hawkish pada pertemuan November mendatang semakin membuat investor khawatir dan pada akhirnya mereka terus melepas aset berisiko.

"Pasar telah bertransisi dengan jelas dan cepat dari kekhawatiran atas inflasi ke kekhawatiran atas kampanye Federal Reserve yang agresif," kata Quincy Krosby dari LPL Financial dikutip dari CNBC International.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) terus bergerak naik, di mana tenor 2 tahun dan 10 tahun menyentuh level tertinggi lebih dari satu dekade.

Yield Treasury tenor 2 tahun sudah berada di kisaran 4,2%, tepatnya di 4,256% pada Jumat pekan lalu, sedangkan untuk yield Treasury acuan (benchmark) yakni tenor 10 tahun berada di 3,729% pada akhir pekan lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Wall Street Ambruk, Bursa Asia Bervariasi, Waspada IHSG!


(chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading