Analisis Teknikal

Ditinggal Asing, Begini Suasana Kebatinan IHSG Hari Ini

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 26/09/2022 06:25 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - The Fed yang masih agresif dalam mengerek suku bunga acuan membuat kinerja pasar saham global melemah pekan lalu, termasuk Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara mingguan masih mencatatkan return positif, namun sangat tipis hanya 0,14%.

IHSG justru terkoreksi 0,56% ke 7.178,58 pada perdagangan Jumat (23/9/2022). IHSG kembali terlempar dari level psikologis 7.200. Asing juga net sell di pasar saham RI sebesar Rp 1,2 triliun sepanjang minggu lalu. Net sell terbesar terjadi pada hari terakhir perdagangan Jumat (23/9/2022) di mana asing net sell Rp 750 miliar.

Setelah mengerek suku bunga acuan menjadi 75 basis poin (bps) di bulan September, The Fed diperkirakan bakal lanjuta menaikkan suku bunga sampai tahun 2023. Hal tersebut berbanding terbalik dengan ekspektasi pasar.


Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga membuat kebijakan yang cukup mengejutkan. Ketika mayoritas ekonom sepakat BI hanya akan menaikkan suku bunga acuan 25 bps, yang terjadi justru BI menaikkan 50 bps.

Analisa Teknikal

Foto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB pekan lalu, indeks menjauhi batas atas BB di 7.212.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI cenderung turun ke 49,9 seiring dengan adanya net sell asing jumbo yang mengindikasikan adanya tekanan jual yang cukup kuat.

Apabila melihat indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 berada di bawah garis EMA 26 dan membentuk pola divergen (melebar).

Untuk hari ini, waspadai IHSG masih berpeluang mengalami koreksi. Level support IHSG terdekat ada di 7.150. Sementara itu pekan ini IHSG masih akan cenderung sideways di area 7.130-7250


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat