Kisah Orang Terkaya Jepang yang Tajir Berkat Popok Bayi

Jakarta, CNBC Indonesia - Popok bayi menjadi sumber ladang cuan bagi seorang Takahisa Takahara hingga menjadi salah satu orang terkaya di Jepang. Berkat penjualan popok bayi sekali pakai (diaper) hingga barang-barang keperluan pribadi lainnya dengan merk MamyPoko, Charm dan Lifree membuatnya masuk di urutan kelima sebagai orang terkaya di Negeri Sakura tersebut.
Mengutip Forbes, Jumat (23/9/2022), pria berusia 61 tahun tersebut memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 6,4 miliar atau setara Rp 95,30 triliun (kurs Rp 14.891/US$).
Takahisa Takahara saat ini menjadi CEO Unicharm meneruskan bisnis ayahnya Keiichiro yang telah meninggal pada Oktober 2018 lalu. Ayahnya sendiri membangun Unicharm pertama pada 1961 di mana pertama kali mulai menjelajah ke luar Jepang pada 1980-an, termasuk membuat usaha patungan di Indonesia pada 1997.
Menurut salah satu media Jepang, Unicharm mulai memperkenalkan popok sekali pakai lebih tipis pada 2010 di Thailand. Sebab popok di Thailand seringkali digunakan hanya untuk tamasya, bukan untuk penggunaan sehari-hari.
Popok merek Unicharm sekali pakai itu kini telah memiliki dua model yakni popok gaya celana dan yang disegel dengan pita perekat di dua sisi samping.
Sejak dinakodai oleh Takahisa Takahara, Unicharm semakin berkembang. Hampir dua pertiga dari pendapatan tahunan Unicharm senilai US$ 6,4 miliar berasal dari luar Jepang, terutama dari negara-negara Asia lainnya. Saham Unicharm juga telah tercatat di Tokyo Stock Exchange.
Kesuksesannya menuai pujian dalam melakukan riset pasar yang mendalam sebagai pemimpin. Sejak mengambil posisi CEO pada 2001, di 2014 Takahisa Takahara telah mengunjungi 19 negara dan wilayah di luar Jepang untuk melihat langsung produksi dan pemasaran.
"Mungkin menjengkelkan memiliki bos yang ke lapangan terlalu sering, tetapi saya perlu melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kinerja produk kami terjaga di pasar lokal," katanya.
Pendekatan pemasaran Takahara adalah untuk mencocokkan gaya hidup konsumen. Selain itu juga untuk mempelajari keinginan konsumen dan menuangkannya ke dalam produk berdasarkan kebutuhan mereka.
Perusahaan ini telah memiliki lebih dari 1.300 karyawan dan tenaga kerja gabungan dalam grup yang mencapai lebih dari 12.000 orang.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
