Suku Bunga The Fed Sesuai Dugaan, IHSG Sesi I Terapresiasi

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 22/09/2022 11:50 WIB
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (22/9/2022) pasca The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuannya. Sementara, dari dalam negeri, investor masih menanti kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Indeks sejatinya dibuka melemah 0,51% di posisi 7.151,31 pagi tadi. Seiring berjalannya jam perdagangan, IHSG akhirnya ditutup dengan apresiasi 0,2% atau 14,7 poin ke 7.203,02 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 8,71 triliun dengan melibatkan lebih dari 20 miliar saham.

Sementara, mayoritas saham siang ini masih mengalami penurunan. Statistik perdagangan mencatat ada 266 saham yang melemah dan 248 saham yang mengalami kenaikan dan sisanya sebanyak 169 saham stagnan.


Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya siang ini, yakni mencapai Rp 983,9 miliar. Sedangkan saham PT Adaro Energy Indonesia (ADRO) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 269,9 miliar dan saham PT Gaya Abadi Sempurna (SLIS) di posisi ketiga sebesar Rp 261 miliar.

Bursa Amerika Serikat (AS) ambles pada perdagangan semalam yang juga merespon The Fed yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) dan memproyeksikan kenaikan suku bunga masih akan tetap berlanjut untuk menjinakkan lonjakan inflasi.

Dow Jones Industrial Average anjlok 522,45 poin, atau 1,70%. Sementara itu dua indeks utama Wall Street lainnya yakni S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun sebesar 1,71% dan 1,79%.

Begitu juga IHSG, sempat galau menentukan arah geraknya dalam beberapa hari perdagangan kini bursa saham telah mendapatkan kepastian. Kenaikan suku bunga ini sejatinya sesuai dengan ekspektasi pasar. Bahkan berhasil membawa IHSG kembali ke level 7.200.

Meskipun demikian komentar The Fed yang mengindikasikan The Fed tetaphawkishmembuat investor makin waswas. Tingkat suku bunga terminal atau posisi FFR di mana bank sentral akan mengakhiri rezim pengetatannya diproyeksikan akan mencapai 4,6%.

Bank sentral juga mengindikasikan bahwa pihaknya berencana untuk tetap agresif, menaikkan suku bunga menjadi 4,4% pada tahun depan. Angka ini naik dari pada proyeksi sebelumnya di bulan Juni yang diperkirakan akan mencapai 3,8%.

"Tidak selamanya kapal dapat berlayar melawan arah badai dengan kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut selama empat bulan terakhir, pelaku pasar harus mencari tempat berlindung dari badai yang akan datang," kata Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior di Allianz Investment Management, dilansir CNBC International.

Inflasi global yang semakin liar memaksa mayoritas bank sentral utama dunia mengetatkan kebijakan moneternya dan menaikkan suku bunga secara tajam. Hal ini pada akhirnya berpotensi menyebabkan resesi, dengan sejumlah organisasi besar seperti Bank Dunia telah mewanti-wanti.

Sementara dari dalam negeri, jelang penutupan pasar saham domestik Bank Indonesia dijadwalkan akan mengumumkan tingkat suku bunga baru yang diprediksi diperketat naik seperempat poin persentase.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini. Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, semuanya kompak memperkirakan kubu MH Thamrin akan menaikkan suku bunga acuan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum)