IHSG Kudu Siap.. Bursa Asia Dibuka Ambles Nyusul Wall Street

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
22 September 2022 08:55
bursa hongkong
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung melemah pada perdagangan Kamis (22/9/2022), menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS) yang kembali terkoreksi kemarin setelah bank sentral AS kembali menaikkan suku bunga acuannya.

Indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,95%, Hang Seng Hong Kong ambruk 1,89%, Shanghai Composite China melemah 0,48%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,26%, dan KOSPI Korea Selatan ambles 1,17%.

Sementara untuk indeks ASX 200 Australia pada hari ini tidak dibuka karena adanya libur nasional dalam rangka hari berkabung wafatnya Ratu Elizabeth II.

Setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan hasil rapatnya dan kembali menaikkan suku bunga acuannya, pada hari ini, bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) juga akan mengumumkan hasil rapat kebijakan moneternya.

Namun, pelaku pasar memprediksi bank sentral Negeri Sakura akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah yakni di kisaran 0%, meski inflasi pada Agustus lalu sudah berada di atas target BoJ.

Jika BoJ kembali mempertahankan suku bunga acuannya, maka mata uang yen berpotensi turun makin jauh dari posisi terendahnya dalam 24 tahun terakhir yang dicapai dalam beberapa pekan terakhir.

Hal ini karena investor akan fokus pada selisih yang melebar antara suku bunga ultra-rendah Jepang dan suku bunga agresif The Fed.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung terkoreksi terjadi di tengah amblesnya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan kemarin, setelah The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya, sesuai dengan prediksi pasar.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,7% ke posisi 30.183,78, S&P 500 ambrol 1,71% ke 3.789,93, dan Nasdaq Composite ambruk 1,79% menjadi 11.220,19.

Saham bergejolak karena investor berusaha menguraikan keputusan suku bunga dan komentar terbaru dari konferensi pers Jerome Powell. Pada level tertingginya, Dow Jones sempat naik lebih dari 314 poin.

The Fed resmi menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 75 basis poin (bp) dalam kali ketiga beruntun. Keputusan yang diperoleh dengan suara bulat 12 anggota komite tersebut akan menaikkan suku bunga acuan AS atau Federal Funds Rate (FFR) ke kisaran antara 3% dan 3,25%, level yang terakhir terlihat pada awal 2008.

Kenaikan ini sejatinya sesuai dengan ekspektasi pasar, akan tetapi komentar The Fed yang mengindikasikan sikap hawkish-nya membuat investor makin waswas. Tingkat suku bunga terminal atau posisi FFR di mana bank sentral akan mengakhiri rezim pengetatannya diproyeksikan akan mencapai 4,6%.

Bank sentral juga mengindikasikan bahwa pihaknya berencana untuk tetap agresif, menaikkan suku bunga menjadi 4,4% pada tahun depan. Angka ini naik dari proyeksi sebelumnya di Juni lalu yang diperkirakan akan mencapai 3,8%.

"Tidak selamanya kapal dapat berlayar melawan arah badai --- dengan kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut selama empat bulan terakhir, pelaku pasar harus mencari tempat berlindung dari badai yang akan datang," kata Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior di Allianz Investment Management, dilansir CNBC International.

Selain The Fed dan BoJ, bank sentral utama dunia lain yang ikut mengumumkan suku bunga acuannya adalah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), dan bank sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB).

Inflasi global yang semakin liar memaksa mayoritas bank sentral utama dunia mengetatkan kebijakan moneternya dan menaikkan suku bunga secara tajam. Hal ini pada akhirnya berpotensi menyebabkan resesi, dengan sejumlah organisasi besar seperti Bank Dunia telah mewanti-wanti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Dibuka Cerah Lagi, Tanda Krisis Sudah Berakhir?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular