Simak! Nih Biang Kerok Dolar AS Tembus Rp15.000

haa, CNBC Indonesia
21 September 2022 11:40
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah babak belur melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Rabu (21/9/2022). Kalah dari dolar AS, mata uang Garuda amblas 0,2% ke level Rp 15.010/US$ pada pukul 9:07 WIB.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan sentimen pasar dipengaruhi oleh pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) dan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI.

"Memang sudah diperkirakan akan touch Rp 15.000, menunggu hasil FOMC meeting dan BI meeting," paparnya, Rabu (21/9/2022).

Seperti diketahui, The Fed akan menguluarkan acuan baru terkait dengan arah kenaikan suku bunga, inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS pada 2024. Ke depannya, Andry melihat laju nilai tukar akan turun kembali ke bawah Rp 15.000/US$ setelah pasar selesai mencerna arah dari The Fed.

"Saya rasa lebih banyak ke sentimen pasar saja karena fundamentalnya juga positif, karena surplus neraca perdagangan di Agustus," katanya.

Kepala Ekonom Bank Pertama Josua Pardede mengungkapkan dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang G10 pada perdagangan malam hari. Menurutnya, hal ini karena investor meningkatkan ekspektasi mereka terhadap kenaikan suku bunga Fed sebesar 75 basis points (bps) di FOMC bulan ini.

"Ekspektasi tersebut juga didukung oleh indikator permintaan perumahan AS yang kuat," kata Josua.

US Housing Start naik menjadi 1,58 juta dari sebelumnya 1,40 juta, dan tercatat lebih tinggi dari perkiraan, 1,45 juta.

Di sisi lain, Euro melemah terhadap dolar AS, didorong oleh kekhawatiran krisis energi di Eropa, terutama setelah Jerman menasionalisasi pemasok gas di Eropa.
Euro turun 0,53% menjadi 0,9971. Sementara itu, secara keseluruhan, Indeks Dolar naik 0,44% menjadi 110,22.

"Sentimen ekspektasi juga mendorong yield US Treasury (UST) yang lebih tinggi, yang naik 7 bps menjadi 2,56%," paparnya.

Sementara itu, Macro Equity Strategist di Samuel Sekuritas Lionel Priyadi telah memperkirakan rupiah akan bergerak melewati Rp 15,000/US$ dengan kisaran pergerakan selanjutnya di Rp 15.000 - Rp15.200.

Namun tidak hanya rupiah, mata uang Asia juga akan terpengaruh oleh sentimen The Fed, termasuk yen Jepang dan yuan China juga akan mengalami depresiasi.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular