Ekonomi Dunia Gelap & Suram, Rupiah Tembus Rp 15.000/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 September 2022 09:12
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (21/9/2022). Masa depan ekonomi dunia yang gelap dan suram menjadi beban bagi rupiah.

Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung melemah 0,13% ke Rp 15.000/US$. Depresiasi kemudian bertambah menjadi 0,2% ke Rp 15.010/US$ pada pukul 9:07 WIB.

Pelaku pasar kini menanti pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed). Bank sentral paling powerful di dunia ini diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, dan tidak menutup kemungkinan 100 basis poin.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga besok.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini.Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, semuanya kompak memperkirakan kubu MH Thamrin akan menaikkan suku bunga acuan.

Sebanyak 12 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek BI7DRR sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,00% sementara dua lembaga/institusi memproyeksi kenaikan BI7DRR sebesar 50 bps menjadi 4,25%.

Sementara itu Bank sentral Swedia (Riksbank) mengerek suku bunga hingga 100 basis poin (bps) menjadi 1,75% Selasa kemarin.

Kenaikan tersebut lebih tinggi dari konsensus Trading Economics sebesar 75 basis poin, dilakukan akibat inflasi yang dikatakan terlalu tinggi.

Bahkan dalam 6 bulan ke depan Riksbank menyebut suku bunga masih akan terus dinaikkan agar inflasi kembali ke 2%.

"Perkembangan inflasi ke depannya masih sulit untuk dinilai dan Riksbank akan menyesuaikan kebijakan moneter sebagaimana diperlukan untuk memastikan inflasi turun kembali ke target," tulis pernyataan Riksbank sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (20/9/2022).

Kenaikan suku bunga yang agresif oleh bank sentral di berbagai negara membuat perekonomian dunia diprediksi akan gelap dan suram akibat resesi di tahun depan. Bank Dunia juga mengungkapkan hal yang serupa.

"Tiga ekonomi terbesar dunia-Amerika Serikat, China, dan kawasan Eropa- telah melambat tajam," tulisnya dalam sebuah studi baru, dikutip Jumat (16/9/2022).

Bank Dunia yakin pukulan moderat sekalipun akan memicu resesi global. Bank Dunia pun memperkirakan kenaikan suku bunga akan terus dilakukan hingga tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular