Holding UMi Bawa Layanan Keuangan Lebih Dekat dengan Nasabah
Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran Co-Location Holding Ultra Mikro (UMi) yang disebut Gerai Senyum telah memperkuat literasi dan inklusi layanan jasa keuangan formal. Dengan begitu, masyarakat mendapatkan kemudahan, kecepatan, dan kelengkapan akses layanan entitas lembaga keuangan holding yang terdiri PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani ini.
Penaksir Pegadaian di Gerai Senyum UPC BRI Seribu Dolok, Simalungun, Sumatera Utara, Irda Chairani (38), menuturkan pengalamannya terkait efektivitas Holding UMi dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan di sekitar tempatnya bertugas.
Ibu tiga anak tersebut telah 12 tahun menjadi pegawai di Pegadaian yang kini masuk menjadi salah satu anak usaha dari BRI Group. Awalnya, Irda bertugas di Pegadaian UPC Selayang, Cabang Pancor Batu, Medan, sebagai Pengelola Unit.
Satu bulan sejak Holding UMi resmi beroperasi pada September 2021, Co-Location hadir di daerah tersebut dan Irda menjadi Penaksir Pegadaian di Gerai Senyum UPC BRI Seribu Dolok. Menurutnya, melalui sinergi ketiga entitas dalam Gerai Senyum, dapat lebih mudah mengedukasi layanan jasa keuangan yang lengkap dan paling sesuai dengan kebutuhan nasabah.
"Masyarakat bisa datang ke satu kantor, tapi bisa menikmati lebih banyak produk. Jadi, kalau butuh layanan lain, bisa selesai di satu tempat dalam waktu lebih cepat. Akses juga menjadi lebih lengkap dan lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah terkait," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (20/9/2022).
Irda pun menceritakan bahwa bertugas sebagai kasir dan marketing di Gerai Senyum lebih menantang. Selain itu, pegawai ketiga entitas harus beradaptasi dengan tiga budaya kerja perusahaan yang berbeda.
Namun menurut dia, hal itu tak menjadi halangan dalam memberikan layanan prima. Pasalnya sesama pegawai ketiga entitas bisa saling membantu dan menjalin komunikasi yang baik dengan tujuan yang sama, yaitu memasyarakatkan layanan Holding UMi untuk memberdayakan segmen usaha ultra mikro.
Irda berharap agar manfaat Holding UMi kian dirasakan masyarakat dan berdampak pada penguatan ketahanan ekonomi nasional dari tataran grass root economy. Menurutnya, tenaga pemasar dengan visi cross selling bisa terus ditambah sehingga lebih banyak mengedukasi masyarakat terkait produk dan sesuai kebutuhan.
"Nasabah BRI bisa kita rangkul jadi nasabah Pegadaian dan sebaliknya, dengan menambah jumlah tenaga marketing agar transaksi lebih banyak dan lebih dikenal tentang penggabungan tiga entitas," ujarnya.
Dia juga berharap, khususnya di daerah, ke depan jaringan internet bisa terus diperkuat sehingga digitalisasi layanan jasa keuangan akan semakin mumpuni dan efektif.
Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa Holding Umi BRI akan terus membuka akses layanan keuangan lebih luas kepada masyarakat.
Menurut dia, saat ini terdapat 45 juta potensi nasabah ultra mikro yang dapat diberdayakan. Adapun sekitar 15 juta di antaranya sudah dapat mengakses lembaga pembiayaan formal.
"Meskipun demikian, masih ada sekitar 12 juta pelaku usaha UMi yang mengakses pembiayaan informal, termasuk rentenir. Dan sekitar 18 juta pelaku usaha UMi lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal maupun informal. Di sinilah segmen UMi dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI Group," ungkap Supari.
Dia menambahkan, saat ini, ketiga entitas perusahaan yang tergabung memiliki lebih dari 16.900 unit gerai layanan fisik di seluruh Indonesia melalui Holding UMi. Tak hanya itu, terdapat 1.002 Co-Location Gerai Senyum dan lebih dari 70.000 tenaga pemasar yang dilengkapi platform Senyum Mobile.
Supari menjelaskan bahwa dalam prosesnya, BRI mensinergikan kinerja ketiga entitas dengan tiga tahapan.
Tahap pertama adalah proses empowering people. Hal ini dilakukan PNM dengan menyentuh kelompok usaha kaum perempuan lewat edukasi dan pendampingan.
Tahapan kedua adalah fase integrasi. Melalui perkembangan usaha, kebutuhan modal dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian.
"Pelaku usaha UMi dalam tahap ini memiliki pilihan dalam memperoleh pinjaman," kata dia.
Ketiga adalah upgrade, yakni proses agar skala usaha dapat terus naik. Misalnya segmen UMi menjadi segmen mikro, atau mikro ke kecil, dan usaha kecil jadi menengah.
"Dengan demikian, Holding UMi dapat terus mendorong pelaku usaha meningkatkan skala bisnisnya agar dapat lebih besar dan semakin tangguh," pungkas Supari.
(rah/rah)