Tembaga 'Diramal' Bullish Sepekan, Efek The Fed Pudar?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
19 September 2022 18:25
FILE PHOTO: Workers pour melted copper in a mould to make utensils and accessories inside a workshop in Srinagar March 27, 2014. REUTERS/Danish Ismail/File Photo
Foto: REUTERS/Danish Ismail/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau melemah pada perdagangan hari ini tertekan ekspektasi kenaikan suku bunga yang meningkatkan risiko resesi global.

Pada Senin (19/9/2022) pukul 15.50 WIB harga tembaga dunia tercatat US$7.721,5 per ton. Angka ini turun 0,52% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.

Harga tembaga, yang sering digunakan sebagai ukuran kesehatan ekonomi global, telah turun 28% dari rekor tertinggi yang dicapai pada Maret, karena kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengendalikan kenaikan inflasi yang mengancam pertumbuhan dan permintaan logam.

"Melemahnya sentimen investor dan turunnya permintaan sehubungan dengan pertumbuhan global yang lebih lambat memberikan tekanan pada harga," kata Fitch Solutions dalam sebuah catatan,yang mana merevisi turun perkiraan harga tembaga untuk 2022 menjadi US$8.800 per ton dari US$9.470 per ton.

"Namun demikian, masalah pasokan yang terus-menerus di Amerika Latin akan mencegah harga jatuh lebih jauh, dan kami memperkirakan tembaga akan tetap tinggi menurut standar historis, rata-rata sekitar US$7.500 per ton selama kuartal IV/2022."

Meskipun tertekan, analis Wang Tao melihat harga tembaga akan menguji ulang resistensi di US$8,119 minggu ini, penembusan di atas yang dapat menyebabkan kenaikan ke US$8,318 per ton,

"Logam berkonsolidasi dalam irisan, yang berkontraksi ke suatu titik. Sepertinya pola kelanjutan bullish. Namun, baji juga sangat tidak bisa diandalkan," kata Wang dalam risetnya.

Perpanjangan tren naik hanya akan dikonfirmasi ketika tembaga menembus US$8,119. Penembusan di bawah US$7.637 bisa membuka jalan menuju kisaran luas US$6.995-$7.476 per ton, menurut Wang.

TembagaFoto: Refinitiv
Tembaga

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras) Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular