
BI Diramal Kerek Bunga, Rupiah Malah Keok vs Dolar Singapura

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (19/9/2022). Padahal ada Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pekan ini, sementara Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) pada bulan depan.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 12:44 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.634/SG$, menguat 0,05% di pasar spot. Pada Jumat pekan lalu, mata uang Negeri Merlion ini melesat 0,56%.
BI akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (22/9/2022). Konsensus di Trading Economics memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan kolega akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4%.
Hasil polling Reuters juga menunjukkan BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi 4%.
Tetapi rupiah masih belum mampu menguat, padahal MAS diperkirakan baru akan kembali mengetatkan kebijakannya pada bulan depan.
Dolar Singapura dan rupiah merupakan dua mata uang utama terbaik di Asia saat ini. Meski sama-sama melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi pelemahannya tidak sebesar mata uang lainnya.
Meski sama-sama cukup kuat, nyatanya dolar Singapura yang menjadi favorit beberapa bank investasi ternama.
Ada Goldman Sachs, Citigorup dan MUFG Bank yang memberikan outlook bullish terhadap dolar Singapura.
Tidak seperti bank sentral lainnya, MAS tidak menggunakan suku bunga sebagai instrumen moneternya.
Kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate), yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).
Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bangkit, Kurs Dolar Singapura Dekati Lagi Rp 10.700
