Wall Street Longsor, Duit Investor Rp 111 Ribu Triliun Hilang

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 19/09/2022 06:25 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Wall Street mengalami koreksi tajam sepanjang tahun 2022. Indeks S&P 500 melemah 18,71% secara year to date (ytd).

Nilai kapitalisasi pasar indeks S&P 500 terakhir tercatat sebesar US$ 32,54 triliun mengacu pada data Refinitiv.

Artinya dalam 9 bulan terakhir, ada sebanyak US$ 7,49 triliun uang yang menguap dari Bursa New York. Nilai ini sangat fantastis tentunya karena hampir 7,5x Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.


Apabila menggunakan asumsi kurs Rp 14.800/US$, maka jumlah uang yang menguap mencapai hampir Rp 111 kuadriliun.

Sebagai pembanding, susutnya market cap saham-saham yang diperdagangkan di Wall Street tersebut setara dengan 32,6% dari output perekonomian AS.

Hilangnya market cap dengan nilai jumbo tersebut juga turut membuat kekayaan para crazy rich AS susut drastis.

Untuk gambaran, di sepanjang semester I-2022 saja 500 orang terkaya di dunia telah kehilangan hartanya sebesar US$ 1,4 triliun.

Elon Musk dan Jeff Bezos sebagai dua orang terkaya di dunia bahkan kehilangan US$ 62 miliar pada semester I tahun ini.

Semua perkara bermuara pada inflasi. Kenaikan harga barang dan jasa di AS yang sangat signifikan tidak hanya berdampak negatif terhadap masyarakat kelas menengah dan berpenghasilan rendah, tetapi juga kepada para 'crazy rich'.

Inflasi AS yang meningkat sampai 8% lebih tahun ini membuat bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4x sebesar 225 basis poin (bps).

Pengetatan moneter itu pun berdampak negatif terhadap pasar saham. Aset berisiko cenderung dilepas diikuti dengan kenaikan indeks dolar AS.

Ekonomi Paman Sam kembali diprediksi mengalami resesi dengan laju inflasi yang meningkat pesat dan pengetatan moneter yang agresif dari The Fed.

Anjloknya pasar saham biasanya menjadi leading indicator bahwa kondisi perekonomian sedang tidak baik-baik saja.

Setidaknya itulah yang terjadi saat ini. Pasar bereaksi negatif terhadap prospek ekonomi AS yang suram. Semua pelaku ekonomi baik konsumen, pengusaha maupun investor benar-benar merasakan dampaknya.

TIM RISET CNBC INDONESIA  


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Abaikan Sejenak Isu Trump, IHSG Melenggang ke Zona Hijau