Top Gainers-Losers

Saham Paling Untung dan Buntung, Ada yang Belum Lama IPO

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
19 September 2022 06:45
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk nyaris 2% pada perdagangan Jumat (16/9/2022) akhir pekan lalu.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambruk 1,87% ke posisi 7.168,87. Sepanjang pekan lalu, IHSG juga terpantau merosot 1,02% secara point-to-point (ptp).

Namun di pekan lalu, IHSG sempat mencatatkan rekor tertinggi (all time high/ATH) barunya, di mana rekor ATH baru IHSG berada di posisi 7.368,82. Namun, rekor ATH tersebut tak berlangsung lama dan IHSG kembali ke zona psikologisnya di 7.100.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 961,29 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing melakukan pembelian bersih (net buy)hingga mencapai Rp 2,9 triliun, sehingga secara neto, asing membeli sebesar Rp 1,94 triliun.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai sekitaran Rp 27 triliun dengan melibatkan 40 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 156 saham menguat, 414 saham melemah, dan 128 saham lainnya stagnan.

Di tengah ambruknya IHSG pada akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Gainers

Saham emiten jasa pertambangan dan jasa sewa menyewa peralatan pertambangan yakni PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) menjadi salah satu saham yang berada di jajaran top gainers akhir pekan lalu. Saham UNIQ ditutup melesat 17,91% ke posisi harga Rp 79/saham.

Nilai transaksi saham UNIQ pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 15,9 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 197,54 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham UNIQ sebesar Rp 13.600 di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 5 September hingga akhir pekan lalu, saham UNIQ mencatatkan penguatan sebanyak 4 kali, melemah sebanyak 4 kali, dan stagnan sebanyak 2 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham UNIQ terpantau melonjak hingga 41,07% dan dalam sebulan terakhir, saham UNIQ masih melesat hingga 36,21%.

Meski melesat, tetapi ada persoalan operasional yang tengah dihadapi oleh perseroan, di mana hal ini turut menyebabkan kinerja keuangan perseroan menurun pada tengah tahun 2022.

Jika melihat kinerja laporan keuangannya sepanjang semester I-2022, UNIQ masih mencatatkan rugi bersih mencapai Rp 10 miliar. Meskipun rugi bersih ini turun 50,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 20 miliar.

UNIQ juga terancam akan terbebani dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang juga ikut menaikkan biaya.

Dengan kenaikan harga BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex pada Maret 2022 lalu dilakukan karena mengikuti perkembangan harga BBM di pasar internasional yang tengah melejit sebagai dampak dari perang yang terjadi di Ukraina.

Meski begitu, UNIQ mengaku akan terus berupaya mencapai target proyeksi tahun ini dengan strategi menaikkan tarif dan peningkatan volume produksi saat melakukan perpanjangan kontrak dengan customer.

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Losers

Saham emiten jasa sarana produksi budidaya ikan air payau dan jasa pasca panen budidaya ikan air payau yakni PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) memimpin jajaran top losers akhir pekan lalu. Saham AMMS ditutup ambruk 9,65% ke posisi harga Rp 206/saham.

Nilai transaksi saham AMMS pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 90,97 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 441.600 lembar saham.

Menurut data perdagangan, sejak 5 September hingga kemarin, saham AMMS baru mencatatkan pelemahan dua kali yakni pada perdagangan Kamis dan Jumat pekan lalu. Sedangkan sisanya mencatatkan penguatan.

Dalam sepekan terakhir, saham AMMS terpantau masih melesat 7,29% dan dalam sebulan terakhir, saham AMMS juga masih meroket 100%.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham AMMS. Di sisi lain, manajemen AMMS sendiri masih optimis kinerja perusahaan akan tetap positif di akhir tahun 2022.

Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan tahun ini AMMS menargetkan pendapatan jasa bisa mencapai Rp 8 miliar dan laba bersih hingga Rp 2 miliar.

AMMS pun akan memaksimalkan produk jasa budidaya perikanan lewat pemasaran yang dilakukan secara intensif dan melakukan promosi di kalangan industri perikanan khusus udang serta melakukan kerja sama dengan instansi dan asosiasi yang berkaitan dengan budidaya air payau.

Sekadar informasi, dalam prospektusnya, Agung Menjangan Mas berhasil membukukan laba komprehensif periode berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp 301,35 juta atau mengalami kenaikan sebesar 1.212,37% dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 22,96 juta.

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,92 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 163,09% dibandingkan dengan penjualan 31 Maret 2021 sebesar Rp 729,94 juta.

AMMS sendiri sejatinya belum lama IPO. Perseroan mencatatkan saham perdananya di BEI pada 4 Agustus 2022. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular