Dolar Terlalu Perkasa, Harga Perak Jatuh 1,4%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 16/09/2022 15:54 WIB
Foto: REUTERS/Danish Ismail/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia anjlok pada perdagangan hari ini tertekan oleh menguatnya mata uang dolar Amerika Serikat.

Pada Jumat (16/9/2022) pukul 15.15 WIB harga tembaga dunia tercatat US$7.621 per ton, turun 1,4% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Dollar index (mengukur kekuatan Greenback dibandingkan enam mata uang utama) tercatat 110,145. Angka tersebut mendekati rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir di 110,214.

Hal ini menjadi sentimen negatif bagi tembaga yang dibanderol oleh dolar karena menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Dolar menguat seiring dengan tingginya ekspektasi pasar terkait kenaikan suku bunga acuan yang agresif oleh The Fed, bank sentral AS.

Hal ini dilakukan untuk 'perang' melawan inflasi yang pada Agustus meningkat 0,1% month-to-month/mtm. Inflasi tahunan pun tercatat 8,3% year-on-year/yoy, di atas konsensus 8,1% yoy. Angka tersebut masih jauh dari target 2%, sehingga probabilitas The Fed menjaga agresivitas dalam menaikkan suku bunga acuannya terbuka lebar.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp menjadi 3,00% - 3,25% adalah 80,0%. Sementara peluang kenaikan suku bunga acuan sebesar100 bp menjadi 3,25% - 3,50% adalah 20%.

Kenaikan suku bunga berpotensi membebani tembaga sebagai salah satu indikator kesehatan keuangan suatu negara. Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan potensi untuk terjadi resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)