Top Gainers-Losers Sesi I

Cek! Deretan Saham Paling Cuan dan Boncos Saat IHSG Anjlok

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
16 September 2022 12:46
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir anjlok pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (16/9/2022). IHSG semakin terlempar jauh dari level psikologis 7.300 pada perdagangan hari ini setelah kemarin sempat mencetak sejarah baru dengan melewati harga tertinggi sepanjang masa.

IHSG dibuka melemah 0,24% di posisi 7.287,96 dan ditutup di zona merah dengan koreksi 1,68% atau 122,75 poin ke 7.182,85 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 9,74 triliun dengan melibatkan lebih dari 23 miliar saham.

Level tertinggi berada di 7.299,03 sesaat setelah perdagangan dibuka sementara level terendah berada di 7.177,79 sekitar pukul 10:55 WIB. Mayoritas saham siang ini melemah yakni sebanyak 391 unit, sedangkan 155 unit lainnya menguat, dan 141 sisanya stagnan.

Di tengah anjloknya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers.

Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini Jumat (16/9/2022): 

1. PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ), naik +23,88%, ke Rp 83/unit

2. PT OBM Drilchem Tbk (OBMD), naik +15,82%, ke Rp 410/unit

3. PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk (KKES), naik +15,06%, ke Rp 191/unit

4. PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS), naik +11,02%, ke Rp 282/unit

5. PT Royalindo Investa Wijaya Tbk (INDO), naik +5,51%, ke Rp 134/unit

Saham Ulima Nitra Tbk (UNIQ) kembali memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,8 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 158,44 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham UNIQ bergerak di rentang Rp 66-86/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham UNIQ mencapai Rp 260,54 miliar.

Jika melihat data perdagangan sejak 5 September hingga Kamis (15/9/2022), saham UNIQ tercatat 3 kali menghijau, dengan 4 kali merah, dan 2 kali stagnan. Dengan ini, UNIQ mencatatkan kenaikan mencapai 48,21% dalam sepekan dan 43,1% sebulan terakhir.

Emiten yang bergerak dalam jasa pertambangan dan jasa penyewaan peralatan pertambangan serta jasa konstruksi ini menghadapi sejumlah persoalan operasional yang menyebabkan kinerja keuangan perseroan menurun pada tengah tahun 2022.

Jika melihat kinerja laporan keuangannya, sepanjang semester I-2022 UNIQ masih mencatatkan rugi bersih mencapai Rp 10 miliar. Meskipun rugi bersih ini turun 50,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 20 miliar.

UNIQ juga terancam akan terbebani dengan kenaikan harga BBM yang juga ikut menaikkan biaya. Dengan kenaikan harga BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex pada Maret 2022 lalu dilakukan karena mengikuti perkembangan harga BBM di pasar internasional yang tengah melejit sebagai dampak dari perang yang terjadi di Ukraina.

Meski begitu, UNIQ mengaku akan terus berupaya mencapai target proyeksi tahun ini dengan strategi menaikkan tarif dan peningkatan volume produksi saat melakukan perpanjangan kontrak dengan customer.

Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Jumat (16/9/2022).

1. PT Sentul City Tbk (BKSL), turun -6,56%, ke Rp 57/unit

2. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), turun -6,56%, ke Rp 57/unit

3. PT Darma Henwa Tbk (DEWA), turun -6,49%, ke Rp 72/unit

4. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), turun -6,36%, ke Rp 206/unit

5. PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI), turun -6,25%, ke Rp 210/unit

Emiten properti Sentul City Tbk (BKSL) bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 35,01 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 605,51 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham BKSL bergerak di rentang Rp 57-62/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham BKSL mencapai Rp 3,82 triliun.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 5 September hingga Kamis (15/9/2022), saham BKSL 4 kali menghijau dan 5 kali merah. Dengan ini, BKSL telah mengalami penurunan mencapai 14,93% sepekan, tetapi masih naik 5,56% sebulan terakhir.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan BKSL. Jika melihat laporan keuangan perseroan, BKSL masih mencatatkan rugi bersih mencapai Rp 21,21 miliar pada semester I-2022. 

Emiten properti berkode BKSL ini akan melakukan penambahan modal melalui penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham perseroan dalam rangka hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

BKSL akan menawarkan sebanyak 100,62 miliar saham biasa seri D dengan nilai Rp 50 per saham. Sehingga total dana keseluruhan mencapai Rp 5,03 triliun.

Berdasarkan prospektus yang dipublikasi perseroan, setiap pemegang 2 saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 6 Oktober 2022 mempunyai 3 HMETD. Setiap 1 HMETD berhak untuk membeli 1 saham baru yang ditawarkan dengan harga Rp 50 per saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.

"Jika saham-saham yang ditawarkan dalam PUT V ini tidak seluruhnya diambil atau dibeli oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang telah melakukan pemesanan lebih besar dari haknya sebagaimana tercantum dalam daftar pemegang HMETD, secara proposional berdasarkan atas jumlah HMETD yang dilaksanakan," tulis manajemen dalam prospektus yang dikutip Selasa (6/9/2022).

Pihak BKSL menjelaskan seluruh dana hasil penawaran umum terbatas ini akan digunakan untuk sejumlah hal. Sekitar 18,41% akan digunakan untuk membayar utang.

Kemudian sekitar 0,87% akan digunakan untuk penambahan penyertaan modal kepada PT Sukaputra Graha Cemerlang yang selanjutnya akan digunakan untuk pembayaran utang kepada Queen Bridge Investment Ltd sehubungan dengan aktivitas operasional.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular