Dari Dividen Jumbo BMRI Hingga Diakuisisinya Grup Bakrie

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
16 September 2022 08:13
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Kiprah Antam di Baterai Listrik Kian Nyata, Begini Rencananya

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berharap agar penandatanganan perjanjian definitif atau definitive agreement dengan dua partner raksasa baterai kendaraan listrik dunia dapat terealisasi pada tahun ini. Diantaranya yakni PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL) dan LG Energy Solution (LGES) untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi.

Direktur Utama PT Aneka Tambang (Antam) Nico Kanter menjelaskan bahwa Antam telah memulai kerja sama pengembangan industri baterai EV dengan perusahaan global ternama seperti dengan CATL melalui Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd. (CBL) dan LGES.

Dalam kerja sama tersebut perusahaan bakal menyediakan sumber daya nikel hingga pembangun smelter baik berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) maupun High Pressure Acid Leaching (HPAL).

Ada Hantu Inflasi, Begini Siasat BSD Jualan Rumah

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) membukukan pencapaian kinerja positif dengan mencatatkan angka prapenjualan sebesar Rp4,7 triliun pada paruh pertama tahun 2022. Angka ini sudah mencapai 62% dari target tahunan perusahaan sebesar Rp7,7 triliun.

Head of Investor Relations BSDE, Christy Gracella mengatakan dengan pencapaian itu, perusahaan optimis dapat mencapai target prapenjualan Rp7,7 triliun hingga akhir tahun.

"Manajemen masih yakin sampai Desember nanti target akan bisa dicapai dan tidak ada rencana merevisi target ini," ujar Christy dalam IDX Public Expose, Kamis (15/9/2022).

Batu Bara Meroket, BUMI "Pede" Pendapatan 2022 Melesat 60%

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) optimistis pendapatan hingga akhir tahun bisa mencapai US$ 8-9 juta, seiring peningkatan produksi dan harga batu bara. Dengan begitu pendapatan bumi diproyeksi melonjak 48-66% dibandingkan pendapatan 2021 senilai US$ 5,42 juta.

"Jika kami bisa terus meningkatkan produksi dan penjualan, maka pendapatan juga akan naik. Pendapatan tahun ini bisa sekitar US$ 8-9 juta, laba operasi dan laba bersih juga akan meningkat" kata Direktur BUMI Andrew Beckham, Kamis (16/9/2022).

Pada paruh pertama 2022, emiten batu bara ini berhasil mencatat pendapatan senilai US$ 3,8 miliar, atau meningkat 66% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 2,3 miliar. Dia mengharapkan kinerja positif ini akan terus berlanjut di kuartal III dan IV.

Setelah Akuisisi PTT Mining, BIPI Akuisisi Arutmin 10%

PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) kian gencar melakukan aksi korporasi. Setelah mengakuisisi PTT Mining Ltd Hongkong (PTTML), perseroan juga mengakuisisi 10% saham di PT Arutmin Indonesia, entitas batu bara milik Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Hal itu diungkapkan Direktur Keuangan BIPI Michael Wong dalam Public Expose Live 2022, Kamis (15/9/2022).

"Akuisisi 10% di Arutmin, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi, mungkin baru selesai di semester satu tahun depan," jelasnya.

PTPP Ikut Lelang Proyek IKN Rp 10 T, Baru Dapat Rp 1,5 T

Sama seperti BUMN karya lainnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) juga aktif mengikuti tender atau lelang proyek-proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru. Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menyebut, proyek IKN yang saat ini sudah dimenangkan oleh perseroan kurang lebih sekitar Rp 1,5 triliun.

"Proyek IKN banyak, tinggal dapatnya nanti berapa. Saat ini yang kita ikuti mungkin hampir Rp 10 triliun. Yang sudah dimenangkan lebih kurang Rp 1,5 triliun sambil kita nunggu kontraktual dari pihak PUPR. Pembangunan mungkin dimulai akhir bulan ini atau awal Oktober," jelasnya dalam Public Expose Live 2022, Kamis (15/9/2022).

Matahari (LPPF) Targetkan Dividen Rp 525/Saham, 10 Toko Baru

Perusahaan ritel PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) merevisi target EBITDA tahun ini dari Rp 2 triliun menjadi Rp 2,1 triliun didukung oleh kinerja yang baik hingga Juli 2022. Tidak heran perseroan memproyeksikan dividen tahun buku 2022 sebesar Rp 525 per lembar atau meningkat dari tahun lalu sebesar Rp 350 per saham.

"Kami optimis tahun ini akan membaik sehingga bisa memberikan dividen yang lebih besar," jelas Patrick Kapugu, Investor Relation Manager LPPF dalam Pubex Live, Kamis (15/9/2022).

Secara rinci, skema pembayaran dividen final LPPF sebesar Rp 1,23 triliun untuk 2.356 juta saham, sehingga yang akan diberikan Rp 525 atau lebih setiap sahamnya. Adapun hingga akhir tahun, LPPF memperkirakan posisi kas yang kuat sebesar Rp 800 miliar dengan perseroan akan fokus pada bisnis inti, dan tidak berencana untuk akuisisi ataupun investasi.

(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular