
10 Emiten Dengan Pendapatan Tertinggi di RI, Ada 3 BUMN Loh!

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah ketidakpastian global yang terus menghantui pasar finansial Tanah Air, nyatanya tahun 2022 menjadi salah satu tahun gemilang bagi korporasi Indonesia. Selain pembukaan ekonomi yang lebih luas dan pulihnya daya beli serta pertumbuhan ekonomi yang naik signifikan, tingginya harga komoditas turut menjadi kabar baik bagi dunia bisnis Tanah Air.
Tahun ini bursa saham Tanah Air menjadi satu dari sedikit pasar ekuitas global yang mampu memberikan pengembalian positif kepada para investor. Indeks acuan pasar saham domestik tahun ini mampu menguat nyaris 10% dan menjadi bursa dengan kinerja terbaik di kawasan Asia Pasifik.
Pada perdagangan kemarin IHSG berhasil ditutup all time high (ATH) pada perdagangan sesi I. namun di sesi II IHSG kehabisan tenaga. IHSG ditutup menguat 0,38% di 7.305,6 atau lebih rendah dari posisi pembukaan 7.311. Padahal IHSG sempat menyentuh posisi tertinggi sepanjang sejarahnya di 7.377,5.
Level penutupan perdagangan kemarin, meski masih di atas 7.300, masih di bawah level penutupan 2 hari lalu di 7.318,06. Statistik perdagangan mencatat ada 268 saham yang mengalami apresiasi, 283 saham melemah dan 154 saham stagnan pada perdagangan kemarin.
Pergerakan IHSG yang relatif moncer tak lepas dari perfoma kinerja pada emiten di dalamnya. Tim Riset CNBC Indonesia telah merangkum sejumlah perusahaan Indonesia yang dinobatkan sebagai perusahaan dengan pendapatan terbesar sepanjang semester I-2022 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1. PT Astra International Tbk (ASII)
ASII meraih kinerja keuangan yang positif sepanjang semester I-2022. ASII berhasil memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp143,69 triliun. Capaian ASII ini naik 33,80% dibanding pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp107,39 triliun.
Untuk ke depannya, kinerja ASII akan didukung oleh beberapa sentimen. Mengingat, kontribusi terbesar laba bersih ASII pada semester 1 2022 berasal dari segmen otomotif sebesar 29,5%, jasa keuangan 20,1%, dan bisnis di bawah PT United Tractors Tbk (UNTR) yaitu alat berat, jasa pertambangan, pertambangan batubara dan emas, serta konstruksi sebesar 42,8%.
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
BBRI menyusul diposisi kedua yang berhasil membukukan pendapatan bunga bersih konsolidasian sebesar Rp 64,6 triliun pada semester I-2022, naik 17,56% dari Rp 54,96 triliun pada periode yang sama tahun lalu.Sedangkan, jika ditambah pendapatan premi bersih, pendapatannya menjadi Rp 65,47 triliun, naik 17,87% dari Rp 55,54 triliun pada semester I-2021.
3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
TLKM menyusul di posisi ketiga dengan pendapatan perseoran juga naik dari Rp69,48 triliun pada semester pertama tahun lalu menjadi Rp71,98 triliun pada semester I tahun ini.
Pendapatan dari data, internet, dan jasa teknologi informatika memberikan andil paling besar, yakni sebesar Rp41,52 triliun hingga Juni 2022. Angka ini naik dari posisi Juni tahun lalu sebesar Rp39,57 triliun.
Lalu, IndiHome turut memberikan andil terhadap pendapatan perusahaan sebesar Rp13,83 triliun. Jumlah ini juga naik dari sebelumnya Rp12,87 triliun. Selain itu, kontribusi dari pendapatan telepon sebesar Rp7,01 triliun, pendapatan interkoneksi Rp4,22 triliun, pendapatan layanan lainnya memberi andil sebesar Rp2,77 triliun.
4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
BMRI menyusul di posisi keempat yang berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 68,28 triliun sepanjang semester I-2022.
Pada semester pertama 2022, BMRI berhasil mencatatkan kinerja mentereng yang ditunjukkan dari pencapaian laba bersih sebesar Rp 20,2 triliun atau melesat 61,7% secara tahunan.
Adapun, peningkatan laba bersih didapat dari pendapatan Bunga Bersih perseroan yang meningkat jadi Rp 41,8 triliun, atau tumbuh 19,0% secara tahunan.
Pendapatan Non-Bunga sebesar Rp 16,1 triliun, atau tumbuh 1,0% tahunan. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.318 triliun, atau tumbuh sebesar 12,8% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
5. PT United Tractors Tbk (UNTR)
Sampai dengan semester pertama tahun 2022, pendapatan bersih konsolidasian UNTR mencapai Rp 60,4 triliun atau meningkat sebesar 62% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.
Adanya kinerja yang kuat di selama semester pertama 2022 ini. Karena melonjaknya penjualan alat berat seiring meningkatnya aktivitas pertambangan.
6. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
GGRM menyusul diposisi keenam yang mencatat pendapatan Rp 61,67 triliun selama semester I 2022 pendapatan perseroan naik tipis 1,8% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 60,56 triliun.
Perseroan mencatat kenaikan biaya pokok penjualan 4,37% menjadi Rp 56,53 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 54,16 triliun.
Sementara, laba bruto perseroan tercatat susut 19,77% menjadi Rp 5,13 triliun hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,40 triliun.
7. PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP)
Dari sisi pendapatan, HMSP membukukan pertumbuhan 12,34% yoy menjadi Rp 53,5 triliun. Sebagai pembanding, pendapatan HMSP di semester I 2021 sebesar Rp 47,62 triliun.
Namun, beban pokok penjualan HM Sampoerna naik 16,91% yoy menjadi Rp 45,52 triliun. Menghasilkan penurunan laba kotor sebesar 9,62% yoy menjadi Rp 7,98 triliun.
Perseroan juga membukukan kenaikan pada beban penjualan menjadi Rp 3,05 triliun dari sebelumnya Rp 2,99 triliun. Lalu, beban umum dan administrasi juga naik menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya Rp 894,75 miliar.
8. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan neto konsolidasi INDF mencapai Rp 52,79 triliun di sepanjang semester I-2022. Nilai ini naik 12% dari Rp 47,29 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan penjualan ini juga seiringan dengan kenaikan beban pokok penjualan yang mencapai Rp 36,48 triliun. Realisasi ini lebih tinggi 16% secara tahunan dari Rp 31,39 triliun.
Hal itu membuat laba usaha INDF menjadi Rp 8,83 triliun per Juni 2022, atau naik 4% dari Rp 8,49 di Juni 2021. Margin laba usaha Indofood turun menjadi 16,7% dari 17,9% pada semester I-2021.
9. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Mengutip laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit pada kuartal II-2022, pendapatan AMRT naik 13,9% menjadi Rp 47,89 triliun, dari sebelumnya Rp 42,03 pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Beban pokok pendapatan perseroan juga naik sebesar 13,4% menjadi Rp 37,95 triliun pada kuartal II-2022, dari sebelumnya pada kuartal II-2021 sebesar Rp 33,46 triliun.
10. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Emiten bank milik Hartono bersaudara ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 15,32 triliun pada kuartal II-2022 atau naik 6,5% secara kuartalan.
Sementara secara kumulatif, pendapatannya mencapai Rp 29,77 triliun atau naik 5,9% secara year on year. Dari sisi bottom line, BBCA pada kuartal II-2022 berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 9,95 triliun atau naik 22,7% secara kuartalan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum) Next Article Harga Batu Bara To The Moon Taipan Makin Cuan