
Tau Nggak? Laba Terbesar Bukan Dari Emiten Batu Bara Cs Loh!

5. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
TLKM menyusul di posisi kelima yang juga ikut mencatatkan kinerja keuangan yang positif di semester I 2022. Emiten Telekomunikasi BUMN itu membukukan laba bersih mencapai Rp13,3 triliun sepanjang paruh pertama tahun ini.
Capaian laba bersih tersebut meningkat 6,89% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang tercatat sebesar Rp12,45 triliun.
Kenaikan laba bersih itu turut meningkatkan nilai laba bersih per saham dasar perusahaan menjadi Rp134,36 per saham dari sebelumnya Rp125,69 per saham pada periode sama.
6. PT United Tractors Tbk (UNTR)
Emiten alat berat yang berkode UNTR menyusul di posisi selanjutnya dengan emiten yang berhasil mencetak laba besar serta mencatat adanya kinerja yang kuat di selama semester pertama 2022 ini. Karena lonjaknya penjualan alat berat seiring meningkatnya aktivitas pertambangan.
Entitas grup PT Astra International Tbk (ASII) ini membukukan laba bersih Rp 10,4 triliun sepanjang periode enam bulan pertama 2022. Jumlah ini melesat 129% dari laba bersih periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 4,5 triliun.
7. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
BBNI berhasil membukukan tren kinerja dan ekspansi yang solid pada kuartal kedua tahun ini seiring dengan fokus pertumbuhan yang sehat pada nasabah Top Tier. Pencapaian itu diiringi pula dengan upaya memperkuat green portfolio dan implementasi prinsip-prinsip keberlanjutan atau ESG (Environment, Social, and Governance) dalam setiap aspek bisnis perusahaan.
Laba bersih BNI Semester I tahun 2022 ini tercatat mencapai Rp 8,8 triliun, atau tumbuh 75,1% year-on-year/yoy.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan, BNI mencatat pemulihan ekonomi terjadi dengan sangat baik pada pertengahan tahun ini. Geliat usaha serta konsumsi masyarakat semakin kuat sehingga mendorong kinerja BNI sebagai fungsi intermediator.
8. Bukalapak.com (BUKA)
BUKA berhasil ditempati oleh eks perusahaan rintisan teknologi yang resmi melantai di bursa setahun lalu. Sepanjang semester pertama tahun ini, Bukalapak mampu mencatatkan laba bersih hingga Rp 8,59 triliun.
Sebagai catatan, sebagian besar laba BUKA merupakan bagian dari laba nilai investasi yang belum terealisasi (unrealized gain) atas investasi di Allo Bank Indonesia (BBHI), sehingga tidak mencerminkan kondisi operasional bisnis yang sesungguhnya.
Laba ini turun signifikan dari semeter pertama tahun ini yang mencapai Rp 14,55 triliun pada kuartal pertama tahun ini dan menjadi emiten dengan catatan laba terbesar di bursa dalam tiga bulan pertama tahun 2022.
9. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, yaitu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat kenaikan laba bersih pada semester I-2022 sebesar Rp 6,2 triliun. Capaian tersebut meroket 246% dibanding periode serupa di tahun lalu (year on year/yoy) yang senilai Rp 1,8 triliun.
Pencapaian ini juga didukung kinerja operasional Perseroan yang solid di sepanjang Semester I 2022.
Adapun total produksi batu bara PTBA selama Semester I 2022 mencapai 15,9 juta ton, meningkat 20% dibanding Semester I 2021 yang sebesar 13,3 juta ton. Sedangkan penjualan batu bara PTBA per Semester I 2022 sebanyak 14,6 juta ton, tumbuh 13% secara tahunan.
10. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)
ADMR menjadi perusahaan ke-10 sebagai emiten yang berhasil mencetak laba terbesar. ADMR sukses mencetak lonjakan pada pendapatan dan laba bersih di periode Januari-Juni 2022.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk ADMR mencapai US$ 202 juta di semester pertama 2022. Realisasi ini melejit 490% dibanding periode yang sama tahun sebelum yang hanya US$ 34,18 juta
kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan perusahaan. Anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ini membukukan pendapatan usaha bersih US$ 435,65 juta atau melonjak 165% dari pendapatan di semester I-2021 sebesar US$ 164.15 juta
ADMR membukukan EBITDA operasional sebesar US$ 288 juta, atau naik 332% dari $67 juta pada periode yang sama tahun lalu.
ADMR mendapatkan minat yang tinggi untuk produk batubara kokas keras, sehingga volume penjualan di enam bulan pertama 2022 dapat tumbuh 9%. Kondisi harga yang kuat mendorong ASP milik ADMR melesat naik 143%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum)