Analisis Teknikal

Sudah Terlanjur Ngegas, IHSG Sepertinya Injak Rem Sejenak

Putra, CNBC Indonesia
16 September 2022 07:11
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,38% di 7.305,6 pada perdagangan kemarin (15/9). IHSG gagal mempertahankan posisinya di level All Time High (ATH) 7.377,5. Bahkan posisi penutupan IHSG lebih rendah dari pembukaan di 7.311,1.

Statistik perdagangan mencatat ada 268 saham yang menguat, 283 saham melemah dan 154 saham stagnan. Di pasar reguler, investor asing mencatatkan net buy jumbo senilai Rp 1,92 triliun. Aliran modal asing yang konsisten masuk ke pasar saham RI inilah yang mendorong IHSG uptrend sejak bulan Juli lalu.

Di sisi lain, IHSG juga mendapatkan katalis positif dari rilis neraca dagang Indonesia yang kembali mencatatkan surplus di bulan Agustus 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor Indonesia bulan Agustus 2022 naik 30,15% year on year (yoy) dan impor meningkat 32,81% yoy. Neraca dagang surplus US$ 5,7 miliar bulan lalu.

Nilai surplus tersebut jauh lebih tinggi dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan surplus hanya sebesar US$ 4,12 miliar.

Dengan data perdagangan internasional yang rilis hari ini, maka resmi Indonesia mencetak rekor surplus neraca dagang 28 bulan beruntun.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, indeks bergerak naik menuju batas atas BB terdekat di 7.315.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI bergerak naik ke area 65,5 yang menunjukkan adanya penguatan momentum beli seiring dengan masuknya dana asing bernilai jumbo.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak berada di atas garis EMA 26 tetapi masih membentuk pola berimpit.

Untuk hari ini, peluang IHSG menguat memang masih ada. Namun IHSG perlu menguji level resisten terdekat di 7.315 terlebih dahulu untuk semakin mengkonfirmasi pola uptrend.


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular