Top Gainers-Losers

Sudah ARA Berjilid-Jilid, COAL Akhirnya Menyerah Juga Nih

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
16 September 2022 07:15
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Saat IHSG cerah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten jasa sarana produksi budidaya ikan air payau dan jasa pasca panen budidaya ikan air payau yakni PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) memimpin jajaran top losers kemarin. Saham AMMS ditutup ambruk 9,52% ke posisi harga Rp 228/saham.

Nilai transaksi saham AMMS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 27,8 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 111,24 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham AMMS sebesar Rp 6,9 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 5 September hingga kemarin, saham AMMS baru mencatatkan pelemahan sekali yakni pada perdagangan kemarin. Sedangkan sisanya mencatatkan penguatan.

Dalam sepekan terakhir, saham AMMS terpantau masih melesat hingga 24,59% dan dalam sebulan terakhir, saham AMMS juga masih meroket 137,5%.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham AMMS. Di sisi lain, manajemen AMMS sendiri masih optimis kinerja perusahaan akan tetap positif di akhir tahun 2022.

Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan tahun ini AMMS menargetkan pendapatan jasa bisa mencapai Rp 8 miliar dan laba bersih hingga Rp 2 miliar.

AMMS pun akan memaksimalkan produk jasa budidaya perikanan lewat pemasaran yang dilakukan secara intensif dan melakukan promosi di kalangan industri perikanan khusus udang serta melakukan kerja sama dengan instansi dan asosiasi yang berkaitan dengan budidaya air payau.

Sekadar informasi, dalam prospektusnya, Agung Menjangan Mas berhasil membukukan laba komprehensif periode berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp 301,35 juta atau mengalami kenaikan sebesar 1.212,37% dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 22,96 juta.

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,92 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 163,09% dibandingkan dengan penjualan 31 Maret 2021 sebesar Rp 729,94 juta.

Selain saham AMMS, terdapat pula saham emiten batu bara yang baru melantai di bursa pada Rabu pekan lalu yakni PT Black Diamond Resources Tbk (COAL), yang harga sahamnya ambles 6,82% ke posisi Rp 438/saham.

Nilai transaksi saham COAL pada perdagangan kemarin mencapai Rp 175 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 352,78 juta lembar saham. Asing terus melepas saham COAL mencapai Rp 464,68 juta di pasar reguler.

Setelah melonjak dan mencetak batas auto reject atas (ARA) berjilid-jilid serta bertengger di jajaran top gainers selama 5 hari beruntun, saham COAL pada akhirnya masuk ke jajaran top losers dan mencetak ARB untuk pertama kalinya.

Investor yang memiliki saham COAL sepertinya sudah melakukan aksi jual setelah harga saham COAL mencetak ARA berjilid-jilid. Dari harga penawaran perdananya di Rp 100/saham hingga penutupan perdagangan Rabu lalu di harga Rp 470, saham COAL sudah meroket hingga 370%.

Bahkan dari harga IPO-nya hingga penutupan perdagangan kemarin, saham COAL masih meroket hingga 338%.

Berdasarkan keterangan BEI, pencatatan saham COAL dilakukan di Papan Pengembangan BEI. COAL menjadi perusahaan tercatat ke-44 yang tercatat di BEI pada tahun 2022.

COAL bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas, and Coal. Adapun Industri COAL adalah Coal dengan subindustri Coal Production.

Direktur Utama COAL, Donny Janson Manua mengatakan batu bara yang dihasilkan perseroan memiliki kualitas batu bara yang tinggi yakni GAR 5.500 yang memiliki pangsa yang sangat luas, ekspor dan domestik.

"Perseroan didirikan pada 27 Maret 2017. Dengan IPO ini diharapkan perusahaan akan berkembang lebih besar dan jadi salah satu perusahaan pertambangan terbaik di kelasnya," ujarnya saat pencatatan saham COAL di BEI secara virtual, Rabu (7/9/2022) lalu.

Perseroan melepas saham ke publik melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 1.250.000.000 saham atas nama atau 20% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.

Dengan harga IPO, maka Perseroan memperoleh dana hasil Penawaran Umum sebesar Rp 125 miliar.

Seluruh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan Perseroan sekitar Rp 40 miliar akan disalurkan kepada Entitas Anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama ("DMP") yang akan digunakan untuk keperluan belanja modal DMP. Sedangkan sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja oleh DMP.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular