Setelah Akuisisi PTT Mining, BIPI Akuisisi Arutmin 10%

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
15 September 2022 17:57
Paparan publik PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI)
Foto: Paparan publik PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) kian gencar melakukan aksi korporasi. Setelah mengakuisisi PTT Mining Ltd Hongkong (PTTML), perseroan juga mengakuisisi 10% saham di PT Arutmin Indonesia, entitas batu bara milik Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk (BUMI). 

Hal itu diungkapkan Direktur Keuangan BIPI Michael Wong dalam Public Expose Live 2022, Kamis (15/9/2022). 

"Akuisisi 10% di Arutmin, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi, mungkin baru selesai di semester satu tahun depan," jelasnya. 

Berdasarkan laporan keuangan BIPI pada kuartal I-2022, pada tanggal 22 Desember 2020, BIPI dan PT Tiga Lima Rekso (TLR) menandatangani Perjanjian Penyelesaian, di mana TLR setuju untuk menyelesaikan dan membayar utang sebesar US$ 121.688.483 kepada Perusahaan dengan menyerahkan dan mengalihkan 10% dari jumlah saham yang dikeluarkan oleh Arutmin.

Berdasarkan Perjanjian Penyelesaian, para pihak telah sepakat bahwa selama penyelesaian belum dipenuhi, kewajiban TLR kepada Perusahaan akan digunakan sebagai uang muka investasi.

Perjanjian ini akan berakhir setelah Perseroan memiliki pemegang dan pemilik sah dari Saham Arutmin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian interim, proses pengalihan saham Arutmin kepada Perseroan masih dalam proses.

Sebelumnya, BIPI juga diketahui mengakuisisi PTT Mining Ltd Hongkong (PTTML) senilai US$ 471 juta atau setara Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.888 per US$). BIPI telah membayar sebanyak US$ 50 juta untuk akuisisi tersebut. 

Direktur Utama Astrindo Nusantara Infrastruktur, Ray Anthony Gerungan mengatakan kalau dana belanja modal (capex) tahun ini sebagian besar untuk akuisisi PTT Mining sedangkan untuk yang lain bisa dibilang slow down.

"Masih ada sekitar US$ 50 juta lagi equity yang akan digunakan pada tahun ini, yang pasti capex tahun ini sebagian besar untuk PTT sedangkan yang lain melambat," jelas Ray dalam paparan publik, Kamis (15/9/2022).

Akuisisi PTT ini menurut Ray sudah direncanakan sejak tahun lalu dan bukan semata-mata karena harga batu bara yang tinggi. Namun beberapa alasan lain menurut Ray adalah karena kalori dari PTT cukup tinggi, produknya stabil, masih memiliki kontrak jangka panjang hingga 10 tahun, dan karena menurut BIPI PTT memiliki infrastruktur yang lengkap.

"Selain itu, banyak anggapan bahwa Rp 7 triliun itu tinggi, namun dengan banyaknya nilai tambah dengan batu bara di Indonesia, kami dapat diskon yang sangat tinggi," tegas Ray.

Selain fokus pada PTT, BIPI juga menjelaskan rencana perseroan menuju pertumbuhan berkelanjutan. Perseroan telah menyiapkan langkah strategis untuk menuju pada sumber daya hidro dan biomassa sebagai sumber daya terbarukan. Termasuk juga membangun tenaga surya dan tenaga angin untuk melengkapi dan mendiversifikasi sumber energi perseroan. Hal ini sebagai inisiatif strategis utama dari Grup BIPI.

Michael Wong menambahkan, Astrindo telah mengakuisisi PTT Mining Limited sebagai langkah strategis anorganik untuk mendongkrak kinerja keuangan dan operasional Astrindo di tahun 2022.

Ke depannya, perusahaan akan berfokus pada perluasan platform bisnis infrastruktur pertambangan khususnya pada proyek-proyek baru di bidang jasa pelabuhan, logistik transportasi batu bara dan pertambangan batu bara.

"Astrindo juga akan memaksimalkan potensi batu bara ke produk turunannya yang lebih bersih, hal ini sejalan dengan inisiatif dekarbonisasi Perusahaan menuju green industry," kata Michael.

Memperhatikan kondisi pasar, rencana kerja, dan strategi ekspansi, Astrindo optimis terhadap pencapaian di tahun 2022.


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Transaksi Jumbo! BIPI Akuisisi PTT Mining Hong Kong Rp 7 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular