
IHSG Rekor, Rupiah Juga Ikut Ngegas dan Jadi Juara 1 di Asia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah berhasil melibas dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Kamis (15/9/2022), setelah tertekan selama tiga hari beruntun. Apa pemicunya?
Mengacu pada data Refinitiv, rupiah berhasil menguat pada pembukaan perdagangan sebesar 0,03% ke Rp 14.900/US$. Kemudian, rupiah melanjutkan penguatannya menjadi 0,12% ke Rp 14.887/US$ pada pukul 11:00 WIB.
Namun, indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap enam mata uang lainnya, terpantau menguat tipis 0,06% ke posisi 109,71. Meski begitu, posisi tersebut kian menjauhi rekor tertinggi dua dekadenya, pada Rabu (7/9/2022) di 110,79.
Kepala Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva menyatakan pada Rabu (14/9) bahwa para pejabat bank sentral dunia harus gigih dalam memerangi inflasi yang berbasis luas.
Menurutnya, jika kebijakan fiskal dan kebijakan moneter bekerja dengan baik, maka tahun depan mungkin akan kurang menyakitkan. Namun, jika kebijakan fiskal tidak tepat sasaran, bisa menjadi "musuh kebijakan moneter dan memicu inflasi".
Pernyataan tersebut turut meningkatkan prediksi bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan lebih agresif.
Mengacu pada alat ukur FedWatch, sebanyak 37% analis memprediksikan kenaikan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin (bps) pada pertemuan selanjutnya di 21-22 September 2022. Sementara sisanya masih memprediksikan kenaikan sebesar 75 bps.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2022 kembali menurun. Posisi ULN Indonesia pada akhir Juli 2022 tercatat sebesar US$ 400,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar US$ 403,6 miliar. Hal tersebut disebabkan oleh penurunan ULN pada sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta.
Secara tahunan, posisi ULN Juli 2022 juga mengalami kontraksi sebesar 4,1%, lebih tajam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2%.
Tidak hanya itu, ULN Pemerintah juga melanjutkan tren penurunannya pada Juli 2022. Posisi ULN Pemerintah pada Juli 2022 sebesar US$ 185,6 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya di US$ 187,3 miliar.
"Secara tahunan, ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 9,9% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada Juni 2022 yang sebesar 8,6% (yoy)," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Kamis (15/9/2022).
Lebih lanjut, posisi ULN swasta pada Juli 2022 tercatat sebesar US$ 206,3 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 207,7 miliar. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,2% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,7% (yoy).
Secara keseluruhan, BI memandang struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Meskipun dolar AS sedang menguat di pasar spot, tapi Mata Uang Garuda berhasil mempertahankan penguatannya hingga pertengahan hari ini karena ditopang oleh rilis data ekonomi yang solid.
Di Asia, mayoritas mata uang terkoreksi terhadap dolar AS, di mana baht Thailand menjadi mata uang berkinerja terburuk karena melemah 0,19% terhadap dolar AS.
Sementara, rupiah berhasil menduduki juara pertama, di mana berhasil terapresiasi paling besar terhadap si greenback. Kemudian disusul oleh dolar Hong Kong dan dolar Singapura yang menguat masing-masing sebesar 0,03% dan 0,01%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Suku Bunga Fed Bisa Makin Jelas Besok, Rupiah KO Lagi?