Gak Ada Matinya, Harga Batu Bara Melonjak Lagi Hampir 3%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali melonjak. Pada perdagangan Rabu (14/9/2022), harga batu kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 439,2 per ton. Harganya menguat 2,46% dibandingkan hari sebelumnya.
Menguatnya harga batu bara kemarin memperpanjang tren positif pasir hitam yang sudah menguat sejak Selasa.
Dalam sepekan, harga batu bara sudah menguat 1,04% secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara melonjak 7% sementara dalam setahun melesat 144,9%.
Kembali melonjaknya harga batu bara disebabkan sejumlah faktor mulai dari naiknya harga gas. Kenaikan harga juga ditopang masih tingginya permintaan dari Eropa karena mulai beroperasinya kembali sejumlah pembangkit listrik batu bara.
Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) kemarin tercatat 217,88 euro per megawatt-jam (MWH). Harga tersebut melonjak 19,2% dalam sehari. Kenaikan harga gas berimbas langsung ke harga batu bara karena batu bara adalah sumber energi alternatif.
Harga gas naik setelah Komisi Eropa berencana mengumpulkan dana hingga US$ 140 miliar dari pajak perusahaan energi. Dana dari pajak tersebut akan dimanfaatkan untuk meringankan beban konsumen.
Komisi Eropa juga akan membatas pendapatan produsen listrik yang mendapatkan banyak keuntungan dari kenaikan harga listrik tetapi tidak menggantungkan hidupnya pada gas, seperti produsen listrik fosil.
"Anggota Uni Eropa sudah berinvestasi miliaran euro untuk membantu rumah tangga yang rentan. Namun, kita tahu itu tidak cukup. Dalam situasi saat ini, adalah hal yang salah jika Anda mendapatkan keuntungan luar biasa dan untung besar dari perang dengan mengatasnamakan konsumen," tutur Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen saat berbicara di Parlemen Eropa (14/9/2022), seperti dikutip Reuters.
Ursula berbicara di Parlemen Eropa untuk menyampaikan sejumlah proposal dari berbagai negara untuk menekan harga gas. Namun, Komisi Eropa belum tidak menyampaikan proposal mengenai pembatasan harga gas Rusia.
Presiden Vladimir Putin mengancam akan menghentikan pasokan gas ke Eropa dan membatalkan kontrak pembelian jika ada pembatasan harga gas.
"Konflik geopolitik yang sudah berbulan-bulan membuat pasar gas Eropa dicambuk dengan volatiltas harga karena kurangnya pasokan, kemungkinan intervensi pasar, dan ketidakpastian yang lebih banyak," tutur analis dari Rystad Energy Zongqiang Luo.
Harga batu bara juga kembali naik karena sejumlah pembangkit Eropa kini sudah mulai beroperasi atau akan memulai operasi dalam waktu dekat. Jerman sudah menghidupkan kembali pembangkit batu bara Heyden di Petershagen, dekat Hanover dan di Mehrum.
Dilansir dari the Guardian, Inggris juga akan memperpanjang usia pembangkit batu bara Uniper SE. Salah satu unit mereka Ratcliffe-1 seharusnya pensiun pada September 2022 tetapi diperpanjang hingga dua tahun ke depan.
Sementara itu, India berencana untuk menambah pasokan listrik dari pembangkit batu bara mereka sebesar 28 GW hingga 2032.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Gegara China & Eropa, Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
(mae/luc)