
Ekspansif! Vale Indonesia Garap 3 Proyek Smelter Rp 134,3 T

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) saat ini sedang menggarap tiga proyek besar dengan total investasi sebesar US$ 9 miliar atau sekitar Rp 134,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.923/US$).
Direktur Keuangan Bernardus Irmanto mengungkapkan, tiga proyek tersebut di antaranya proyek Sorowako Limonite senilai US$ 2 miliar, proyek Bahodopi senilai US$ 2,5 miliar, dan proyek Pomalaa senilai US$ 4,5 miliar.
Anto menyebut, dampak ketiga proyek tersebut akan berpengaruh pada penambahan kapasitas produksi perusahaan berdasarkan kepemilikan saham di masing-masing proyek tersebut.
"Semua proyek kalau selesai 165 ribu ton itu kalau disatukan oleh masing-masing proyek," ujarnya dalam Public Expose Live 2022 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/9/2022).
Anto merincikan, untuk proyek Sorowako Limonite akan menghasilkan produksi sebanyak 60 kilo ton nikel dalam MHP (Mixed Hydroxide Precipitate) dengan total investasi sebesar US$ 2 miliar untuk HPAL dan tambang. Estimasinya akselerasi konstruksi pada 2023 hingga 2026 mendatang.
Selanjutnya, untuk proyek Bahodopi senilai US$ 2,5 miliar. Pabrik yang dibangun menggunakan teknologi Rotary Klin and Electric Furnance (RKEF) ini akan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 73-80 kilo ton nikel dalam feronikel.
Pabrik ini akan dibangun di kawasan industri Sambalagi, Sulawesi Selatan yang akan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
"Akan menjadi pabrik RKEF dengan emisi karbon terendah kedua di Indonesia setelah pabrik kami di Sorowako," ungkapnya.
Pada 29 Juli 2022, Dewan Komisaris memberikan persetujuan akhir untuk proyek ini, bisa melanjutkan dan mengakselerasi kegiatan konstruksi hingga selesai konstruksi dalam kurun waktu 2-3 tahun.
"Proyek terintegrasi tambang dan pabrik ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional yang baru diumumkan," tuturnya.
Terakhir, proyek Pomalaa yang mana perseroan bekerja sama dengan Ford Motor Co., dan Huayou pada 21 Juli 2021 lalu menyepakati untuk membangun HPAL di Pomalaa dengan target kapasitas produksi sebesar 120 ribu ton nikel dalam MHP per tahun. Target penyelesaian konstruksi pada 2025 mendatang.
"Target susunan pemegang saham akhir PT Vale 30%, Huayou 53%, dan Ford 17%," pungkasnya.
![]() Proyek Vale US$ 9 Miliar. Ist |
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vale "Hiatus" Bayar Dividen Hingga RIGS Raup Dividen Jumbo