IHSG Sukses Memangkas Penurunan Hingga Tersisa 0,5%

Putra, CNBC Indonesia
14 September 2022 15:20
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,55% di 7.278,08 pada perdagangan Rabu (14/9/2022). IHSG sudah terlempar keluar dari level psikologis 7.300 dan posisi penutupan All Time High 7.318 sejak awal perdagangan.

IHSG dibuka drop 0,91% di 7.251,2 dan sempat terkoreksi lebih dari 1% dengan posisi terendah intraday di 7.219,3. Namun di sesi II, IHSG memangkas koreksinya dan sempat kembali tembus 7.300.

Mayoritas saham mengalami pelemahan siang ini. Sebanyak 313 saham terkoreksi, 213 saham menguat dan 176 saham stagnan.

Mayoritas indeks saham acuan Bursa Asia kompak melemah siang ini. Indeks Nikkei dan Hang Seng drop paling parah dengan koreksi lebih dari 2%.

Semua itu tak lepas dari Wall Street yang 'kebakaran' semalam. Ketiga indeks saham acuan Bursa New York kompak melemah signifikan. Bahkan Wall Street mengalami hari terburuknya sejak Juni 2020.

Indeks Dow Jones ambrol 3,94% sedangkan S&P 500 anjlok 4,32%. Nasib paling miris dialami oleh Nasdaq Composite yang jatuh 5,16%.

Laporan indeks harga konsumen (CPI) Agustus menunjukkan angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Laju inflasi tahunan sebesar 8,3%year-on-year/yoy,lebih tinggi dari perkiraan sebesar 8,1%yoy.

Sementara secara bulanan naik 0,1%month-to-month/mtmmeskipun terjadi penurunan harga gas. Inflasi inti sendiri naik 0,6%mtm.

Kenaikan ini lebih tinggi dari konsensus. Di mana terjadi penurunan 0,1% untuk inflasi umum dan kenaikan 0,3% untuk inflasi inti.

Laporan inflasi semakin meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed, bank sentral Amerika, akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) pada pertemuan 20-21 September. Laporan Agustus yang tinggi dapat membuat The Fed melanjutkan kenaikan secara agresif lebih lama dari yang diantisipasi oleh investor.

"Laporan CPI adalah negatif tegas untuk pasar ekuitas. Laporan yang lebih panas dari yang diharapkan berarti kita akan mendapatkan tekanan lanjutan dari kebijakan Fed melalui kenaikan suku bunga," kata Direktur Penelitian di Janus Henderson Investors, Matt Peron.

Anjloknya Wall Street jelas menjadi sentimen negatif untuk bursa saham domestik, apalagi kemarin IHSG tembus ke level penutupan tertinggi sepanjang sejarahnya (All Time High).


(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular