
IHSG Boleh Anjlok, Tapi COAL Betah Kasih Cuan Besar

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (14/9/2022), menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup berjatuhan pasca rilis data inflasi periode Agustus 2022 lebih 'panas' dari perkiraan.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan sesi I hari ini mencapai Rp 12,45 triliun dengan melibatkan 19 miliaran saham. Mayoritas saham siang ini melemah yakni sebanyak 322 unit, sedangkan 212 unit lainnya menguat, dan 152 sisanya stagnan.
Di tengah melemahnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers.
Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini Rabu (14/9/2022)
1. PT Black Diamond Resources Tbk (COAL), naik +24,21%, ke Rp 472/unit
2. PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS), naik +15,44%, ke Rp 172/unit
3. PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST), naik +13,35%, ke Rp 194/unit
4. PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS), naik +9,57%, ke Rp 252/unit
5. PT OBM Drilchem Tbk (OBMD), naik +9,8%, ke Rp 318/unit
Saham emiten batu bara yang juga pendatang baru yakni Black Diamond Resources Tbk (COAL) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 133,89 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 285,96 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham COAL bergerak di rentang Rp 420-474/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham COAL mencapai Rp 285,96 miliar.
Sejak pertama kali diperdagangkan publik Rabu (7/9/2022) pekan lalu, saham COAL selalu ditutup menyentuh batasautoatas (ARA). Dengan ini, saham COAL telah mengalami kenaikan hingga 249,63% dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan keterangan BEI, pencatatan saham COAL dilakukan di Papan Pengembangan BEI. COAL akan menjadi perusahaan tercatat ke-44 yang tercatat di BEI pada tahun 2022.
COAL bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas, and Coal. Adapun Industri COAL adalah Coal dengan subindustri Coal Production.
Direktur Utama COAL, Donny Janson Manua mengatakan batu bara yang dihasilkan perseroan memiliki kualitas batu bara yang tinggi yakni GAR 5.500 yang memiliki pangsa yang sangat luas, ekspor dan domestik.
"Perseroan didirikan pada 27 Maret 2017. Dengan IPO ini diharapkan perusahaan akan berkembang lebih besar dan jadi salah satu perusahaan pertambangan terbaik di kelasnya," ujarnya saat pencatatan saham COAL di BEI secara virtual, Rabu (7/9/2022) lalu.
Perseroan melepas saham ke publik melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 1.250.000.000 saham atas nama atau 20% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.
Dengan harga IPO, maka Perseroan memperoleh dana hasil Penawaran Umum sebesar Rp 125 miliar.
Seluruh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan Perseroan sekitar Rp 40 miliar akan disalurkan kepada Entitas Anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama ("DMP") yang akan digunakan untuk keperluan belanja modal DMP. Sedangkan sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja oleh DMP.
Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Rabu (14/9/2022).
1. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), turun -6,29%, ke Rp 134/unit
2. PT Bank Jago Tbk (ARTO), turun -4,66%, ke Rp 7.675/unit
3. PT Sentul City Tbk (BKSL), turun -4,62%, ke Rp 62/unit
4. PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), turun -4,11%, ke Rp 140/unit
5. PT Bumi Resources Tbk (BUMI), turun -3,92%, ke Rp 196/unit
Saham Agung Podomoro Land Tbk (APLN) bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 28,66 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 208,8 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham APLN bergerak di rentang Rp 133-144/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham APLN mencapai Rp 3,04 triliun.
Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 5 September hingga Selasa (13/9/2022), saham APLN terpantau 2 kali menghijau, dengan 2 kali merah, dan 3 kali stagnan. Dengan ini, APLN telah mengalami kenaikan mencapai 13,56% dalam sepekan dan 12,61% sebulan terakhir.
Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham APLN. Jika melihat laporan keuangannya pada semester I-2022, APLN mencatatkan penurunan rugi bersih pada semester I-2022 sebesar 5,92% menjadi Rp 383,4 miliar dari rugi Rp 407,56 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan itu tak lepas dari perolehan penjualan dan pendapatan usaha senilai Rp 2,20 triliun pada semester 1-2022. Nilai ini melesat 41,75% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,55 triliun.
Corporate Secretary APLN Justini Omas menjelaskan, selain karena perekonomian ekonomi yang tumbuh positif 5,23% pada semester I-2022, strategi perusahaan untuk mempercepat pembangunan proyek-proyek properti juga menopang kenaikan pendapatan.
Kenaikan pendapatan juga ditopang oleh membaiknya segmen bisnis jasa perhotelan dan pusat perbelanjaan. Pada periode ini, Perusahaan mencatat pendapatan berulang dari kedua segmen bisnis tersebut mencapai Rp 652,6 miliar, meningkat 28,9% dibandingkan semester I-2021 sebesar Rp506,4 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum) Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit