Jelang Pengumuman Inflasi AS, Begini Pergerakan Emas
Jakarta, CNBC Indonesia - Pamor emas makin bersinar. Pada perdagangan Selasa (13/9/2022) pukul 16: 27 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.727,39 per troy ons. Harga emas menguat 0,19%.
Harga tersebut adalah yang tertinggi sepanjang bulan ini. Adapun, penguatan hari ini memperpanjang tren positif emas. Sejak Rabu pekan lalu (7/9/2022), harga emas terus menguat, kecuali pada Kamis (8/9/2022). Dalam sepekan, harga emas sudah menguat 1,54% secara point to point.
Dalam sebulan, harga emas masih amblas 4,1% sementara dalam setahun anjlok 3,7%.
Analis dari City Index Matt Simpson mengatakan penguatan emas ditopang oleh besarnya optimism pasar menjelang inflasi Amerika Serikat (AS). Pasar berekspketasi inflasi akan melandai ke 8,1% (year on year/yoy) dari 8,5% pada Juli.
Melandainya inflasi diharapkan bisa mengurangi kebijakan agresif bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Data inflasi merupakan salah satu indikator yang dipertimbangkan The Fed dalam menentukan suku bunga acuan pada 20-21 September mendatang.
"Ada ekspektasi jika inflasi akan melambat dan itu akan menopang pergerakan emas. Jika inflasi melambat maka The Fed diharapkan bisa mengurangi agresivitasnya," tutur Simpson, seperti dikutip dari Reuters.
Simpson memperkirakan emas masih bisa menguat ke depan dan bisa menembus level US$ 1.740 per troy ons. Namun, analis FXTM Lukman Otunuga mengingatkan emas bisa saja kembali ambruk jika data inflasi AS tidak sesuai ekspektasi.
"Jika inflasi AS naik di atas perkiraan maka emas bisa kembali tenggelam karena pasar akan berkespektasi jika The Fed akan terus agresif setelah September," ujarnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)