Begini Rencana Besar Semen Indonesia Caplok Semen Baturaja

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
13 September 2022 14:25
Topik_Semen_Besar
Foto: Ilustrasi semen (Dokumentasi CNBC Indonesia/Aristya Rahadian Krisabella)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memaparkan rencana privatisasi yang akan dilakukan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) terkait dengan right issue dalam rangka pengambilalihan PT Semen Baturaja.

Paparan itu disampaikan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Rionald Silaban dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (13/9/2022).

Dia menjelaskan, Semen Indonesia Group (SIG) memiliki pangsa pasar semen di tanah air sebesar 49%-52%. Menurut Rionald, persaingan saat ini semakin ketat mengingat keberadaan pemain-pemain baru dari level global.

"SIG dan SMBR memiliki kondisi keuangan yang baik sehingga ini merupakan kesempatan dalam hal SMGR akan mengakuisisi SMBR," ujarnya.



Menurut Rionald, skema yang diusulkan adalah inbreng dari saham milik pemerintah di SIG kepada SMGR. Mengingat transaksi tersebut adalah transaksi pasar modal, maka diperkirakan akan ada juga right issue yang ditawarkan kepada pemegang saham publik yang pada akhirnya dapat berupa setoran tunai dari para pemilik saham publik.

"Dan untuk penggunaan dana right issue dimaksud itu akan digunakan untuk penambahan fasilitas terkait dengan penerapan ESG (Environment, Social, and Governance) dan juga untuk modal kerja dan operasional," kata Rionald.

Dia menjelaskan, manfaat dari privatisasi ini adalah untuk memperkuat BUMN sektor semen, ditandai dengan bersatunya SIG dan SMBR di dalam menghadapi persaingan global. Selain itu, privatisasi diharapkan bisa menurunkan tingkat kompetisi di wilayah Sumatra bagian selatan sehingga SIG dan SMBR dapat saling melengkapi.

"Rencana privatisasi dilakukan melalui HMETD dan pelaksanaan right issue dilaksanakan pada bulan Desember 2022," ujar Rionald.

Dia menilai, rencana itu berpotensi menciptakan value creation Rp 1,5 triliun hingga Rp 1,7 triliun dalam lima tahun ke depan.

"Dan kita juga melihat bahwa di Indonesia ada peningkatan demand semen karena pertumbuhan demografi dan adanya kebutuhan akan rumah tempat tinggal yang kita ketahui kepemilikan rumah mengalami backlog," kata Rionald.

"Selain itu, pemerintah memiliki gerakan masif terkait pembangunan infrastruktur. Untuk itulah kami berpendapat bahwa konsolidasi ini menjadi penting dan baik, baik bagi perutmbuhan maupun di dalam menjaga posisi dari industri BUMN semen kita," lanjutnya.


(miq/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Industri Semen Terkini: Hanya 50% yang Terjual dari Kapasitas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular