Dolar AS Ambruk, Harga Tembaga Melambung

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
12 September 2022 18:25
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau melemah pada perdagangan hari ini terdorong oleh pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat.

Pada Senin (12/9/2022) pukul 16.00 WIB harga tembaga dunia tercatat US$7.968,5 per ton, melonjak 1,43% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.

Mata uang dolar makin menjauhi posisi tertinggi dalam 20 tahun lalu yang berhasil dicapai pekan lalu di 110.

Dollar Index (yang membandingkan dengan enam mata uang utama) kemarin longsor ke 107, terendah sepanjang bulan ini. Dolar AS melemah setelah kenaikan suku bunga acuan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mengerek suku bunga acuan sebesar 75 bps.

Hal ini menjadi katalis positif bagi tembaga yang dibanderol dengan greenback karena menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Permintaan meningkat, harga pun mengikuti.

Akan tetapi potensi kenaikan suku bunga membatasi kenaikan harga tembaga dunia.

Saat ini, para pelaku pasar melihat suku bunga akan naik 75 basis poin (bp) pada pertemuan The Fed pada 21 September nanti. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp adalah 90,0%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras) Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular