
Kurang 'Obat Kuat', Harga Batu Bara Longsor Habis Pecah Rekor

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia ditutup melemah 2,34% secara point-to-point (ptp) di US$463,75 per ton pada pekan ini setelah mencapai harga tertinggi sepanjang masa.
Pada Jumat (11/9/2022) harga batu bara dunia ditutup di US$430,6 per ton, turun 0,81% dibandingkan harga sebelumnya.
Keputusan Rusia memangkas gas ke Eropa hingga batas waktu yang ditentukan membawa harga gas dan batu bara menembus rekor tertingginya pada Senin pekan ini. Harga pasir hitam mencetak rekor tertinggi dalam sejarah pada Senin (5/9/2022 di posisi US$ 446 per ton.
Namun, harga mulai melandai sejak Selasa setelah negara-negara Eropa memastikan pasokan energi mereka relatif aman menjelang musim dingin.
Pengisian gas di storage kini sudah mencapai 80%, lebih cepat dibandingkan target yang ditetapkan yakni Oktober. Negara -negara Eropa juga optimis bahwa storage gas mereka akan terisi 90% sesuai target pada November mendatang dan lebih siap dalam menghadapai musim dingin.
Jerman sebagai negara yang paling terdampak dari krisis energi juga telah mengisi storage gasnya hingga 85% dari kapasitas penuh. Jerman telah meningkatkan produksi listrik dari pembangkit batu bara untuk mengkompensasi berkurangnya gas.
Produksi listrik dari pembangkit batu bara di Jerman naik 17,2% pada Januari hingga Juni. Pembangkit listrik batu bara kini berkontribusi terhadap 31,4% dari produksi listrik Jerman pada periode itu.
Jerman juga telah meningkatkan pemesanan kepada sejumlah negara seperti Australia, Afrika Selatan, Kolombia, hingga Indonesia untuk menggerakkan pembangkit listrik batu bara mereka.
Masih tingginya permintaan dari Jerman inilah salah satu yang menopang pergerakan harga batu bara.
Selain itu, permintaan juga mulai meningkat dari China setelah negara tersebut dihadapkan pada kekeringan dan gelombang panas. Kondisi tersebut membuat permintaan listrik naik sementara sebaliknya produksi dari pembangkit listrik tenaga air mereka berkurang drastis.
Dilansir dari Reuters,impor batu bara China mencapai 29,46 juta ton pada Agustus, naik 25,3% dibandingkan bulan sebelumnya dan 5,03% dibandingkan Agustus 2021. Kendati demikian, secara keseluruhan, impor batu bara China pada Januari-Agustus 2022 masih lebih rendah 14,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
