ERAA, INTP, dan DOID Buyback Saham Sampai Akhir Tahun

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
08 September 2022 10:41
Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketiga emiten, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mengumumkan akan mengeksekusi rencana pembelian kembali saham (buyback).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/9/2022), dua emiten yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sudah melakukan buyback, dan kini periodenya diperpanjang.  

Indocement akan memperpanjang buyback saham periode keempat selama tiga bulan yaitu, mulai 7 September 2022 sampai dengan 6 Desember 2022.

Buyback saham yang dilakukan perseroan maksimal Rp 3 triliun dengan jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 20% dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor perseroan.

Buyback tersebut akan menggunakan kas internal. Sesuai Surat No.128/2022, sisa dana yang masih dapat digunakan oleh INTP untuk melakukan buyback tercatat senilai Rp 294,77 miliar, sedangkan sisa saham yang dapat dibeli kembali sebanyak 489.167.740 lembar saham.

Nantinya, setelah pelaksanaan buyback saham, total aset INTP mencapai Rp 22,89 triliun, dengan ekuitas senilai Rp 17,76 triliun. Sedangkan laba periode berjalan tercatat senilai Rp 291,54 miliar, dan laba per saham dasar Rp 99.

Selanjutnya, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) juga memperpanjang periode buyback saham sebesar US$ 33 juta, mulai hari ini 8 September 2022 hingga 7 Desember 2022 mendatang. Perpanjangan buyback saham sejalan berakhirnya periode transaksi pada 6 Juni 2022.

Pada 7 Maret - 6 Juni 2022, perseroan telah melakukan buyback saham 597.489.700 lembar. Perseroan masih dapat melakukan buyback saham maksimum sebanyak 1,12 miliar lembar.

Perseroan masih mempunyai sisa dana sebesar US$ 12,95 juta atau Rp 194,28 miliar untuk buyback saham. Perseroan telah menunjuk BNI Sekuritas untuk menuntaskan aksi buyback tersebut.

Saham hasil buyback akan disimpan sebagai saham treasuri dalam tempo tiga tahun. Saham treasuri itu, bisa sewaktu-waktu dilakukan pengalihan melalui skema penjualan di Bursa Efek Indonesia atau di luar bursa, ditarik kembali dengan cara pengurangan modal, dan lain-lain.

Kemudian, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) juga berencana melakukan buyback sebesar 3 miliar saham. Rencana tersebut juga bertahap dalam periode selama tiga bulan mulai dari 8 September 2022 sampai 7 Desember 2022.

Perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp 300 miliar yang berasal dari kas internal, tidak termasuk biaya pembelian kembali saham, komisi pedagang perantara serta biaya lain berkaitan dengan buyback saham.

Perseroan memastikan, buyback tersebut tidak mempengaruhi kondisi keuangan karena sampai dengan saat ini perseroan mempunyai modal yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha.

Manajemen Erajaya menyatakan, buyback tersebut tidak akan melebihi 20% dari modal disetor. Pihaknya juga memastikan akan mempertahankan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor.

ERAA menunjuk PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia sebagai pelaksana aksi korporasi ini.

Tidak ada dampak material yang terjadi dari transaksi ini. ERAA memiliki modal dan arus yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha perusahaan. Laba Erajaya diperkirakan masih sejalan dengan target. 


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buyback Saham Mulai Hari Ini, UNTR Siapkan Dana Rp 5 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular